IJL.Com- Aroma kompetisi sepak bola usia dini bertajuk Indonesia Junior League (IJL) Mayapada 2018 terdengar pula hingga seantero Jawa Barat. Ucapan dan harapan khusus dilayangkan salah satu petinggi Tanah Parahyangan, Mochamad "Bule" Iriawan.
Enam bulan sudah kompetisi IJL Mayapada 2018 berjalan sejak bunyi peluit kick-off ditiup pada Februari lalu. Akhir pekan nanti tepatnya, Minggu (5/8) deretan laga puncak dari semifinal, grand-final hingga partai all stars sudah siap digelar.
Antusiasme partai puncak yang begitu tinggi tidak hanya dirasakan tim-tim kontestan saja, pecinta sepak bola Indonesia pun sudah tidak sabar menikmati jalannya "drama" di atas lapangan. Lebih dari itu, selalu timbul harapan munculnya bibit-bibit pesepak bola Tanah Air dari hasil kompetisi IJL.
Salah satunya seperti yang diucapkan Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan. Pria yang akrab disapa "Iwan Bule" itu nyatanya sudah lama mencium gairah IJL sejak dirinya menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya periode 2016-2017 lalu.
"Negara kita ini tidak pernah kering dari bibit hebat usia dini hingga remaja. Perlu wadah pembinaan yang lebih ajeg, konsisten dan sustainable," buka Iwan Bule.
"Saya salut dengan penyelenggaraan IJL yang konsisten dan rapi. Saya harap gaungnya juga bisa sampai ke Jawa Barat nanti. Bila tata kelola pembinaan model seperti ini bisa berada di PSSI maka akan banyak talenta-talenta hebat yang tak terputus untuk Timnas Indonesia. IJL sudah mulai memikirkan soal rekaman video pertandingan full untuk seluruh SSB tiap pekannya, kalau bicara teknologi tentu itu dirasa sangat maju sekali," jelasnya lagi.
"Saya harap partai puncak IJL akhir pekan nanti bisa berjalan lancar," sambungnya.
Memaparkan lebih lanjut, Iwan Bule memang mengatakan sudah saatnya sepak bola Indonesia mulai berbenah dari banyak hal terutama dari sistem pembinaan usia dini. Selain melek dalam teknologi, masalah-masalah klasik seperti kasus pencurian umur sampai pengaturan skor harus mulai diperangi tanpa pandang bulu.
Karena itu pria kelahiran Tanah Abang, Jakarta Pusat tersebut serasa ikut terpanggil membenahi carut marutnya iklim sepak bola Indonesia. Ia meyakini tampuk kursi pimpinan PSSI benar-benar harus bersih dari berbagai macam konflik kepentingan baik dari dalam dan luar organisasi.
"Saya terpanggil dan siap ikut berkontribusi nyata dalam upaya menata lebih baik pengelolaan sepakbola di Tanah Air. Tentu jalan paling efektif adalah jika saya eksis di struktur kerja PSSI. Maka, jika memang kesempatan itu datang & saya mendapat dukungan, saya siap memimpin PSSI," ujarnya.
"Ini juga agar Bapak Eddy Rachmayadi bisa lebih fokus memajukan wilayah Sumatera Utara dalam kapasitasnya sebagai gubernur terpilih," tandas lulusan AKPOL 1984 itu.