BMIFA Kencangkan Ikat Pinggang




IJL.Com- Butuh banyak pengorbanan jika BMIFA mau meraih hasil positif kala jumpa Cipta Cendikia FA. Selagi bola itu bundar maka jangan pernah kasih kendor.

Hasil imbang saat jumpa CISS Soccer Skill membuat pelatih BMIFA, Mukti agak sedikit mengerutkan dahi. Bukannya tanpa sebab mengingat anak asuhnya harus kembali kebobolan melalui skema tendangan bebas tim lawan.

Dalam tiga laga berturut-turut sudah ada tiga gol bersarang di gawang BMIFA diawali sepakan free-kick langsung. Nampaknya urusan bola mati kini sudah menjadi pekerjaan rumah teramat besar bagi anak-anak Bendungan Sangego.

Hal itu yang benar-benar membuat Mukti harus banyak putar otak. Bisa jadi tidurnya makin kurang nyenyak manakala pada akhir pekan nanti anak asuhnya akan bersua Cipta Cendikia FA (CCFA).

"Saya masih dipusingkan dengan kondisi  penjaga gawang yang kurang safety," jelas Mukti.



"Sebenarnya BMIFA mempunyai penjaga gawang yang berbakat tetapi kurang terasah karena minimnya porsi latihan yang diberikan," sambungnya lagi.





Insting Mukti sebagai seorang juru taktik makin diuji. Sesekali mau tak mau ia harus rela turun gunung menjadi pelatih kiper.

"Karena intensitas pertemuan dengan pelatih kiper sangat kurang sehingga anak-anak jarang mendapatkan porsi latihan. Ya akhirnya di atas lapangan selalu ada kebocoran," ujar Mukti.

"Setiap sesi latihan paling saya beri selingan ke penjaga gawang untuk kasih materi. Sejauh ini baru itu antisipasinya," ungkap Mukti.



Performa CCFA di laga sebelumnya saat mencukur Stoni Indonesia memang membuat bulu kuduk Mukti berdiri. Tim asuhan Yance Putra kembali on-fire, bisa dibayangkan enam gol mereka torehkan lewat nama pemain yang berbeda-beda. Dibuka oleh Muhammad Rafly Ikram Selang dan ditutup dengan manis lewat sentuhan Zildjian Ahmed Abu Bakar.

Namun sekali lagi bola itu bundar. 2x25 menit di atas rumput hijau adalah drama yang sesungguhnya.

"CCFA tim bagus, punya organisasi permainan luar biasa dan finishing sangat baik. Tapi saya tekankan ke anak-anak jangan menyerah sebelum peluit panjang dibunyikan karena di atas lapangan adalah proses belajar, belajar dan terus belajar," ujar Mukti 





"BMIFA punya target masuk zona delapan besar. Saya akui ada kendala di bawah mistar gawang tapi sebagai pelatih sudah jadi kewajiban dan risiko mencari solusi.  Harus ada antisipasi sedini mungkin," tutur Mukti.





Hal itu juga yang ditanamkan Mukti untuk anak-anak asuhnya di tiap lini. Setidaknya ada satu pemain yang bisa mengikuti jejak Muhammad Fikri dalam urusan menggedor jala gawang lawan. Ya, BMIFA bukan hanya Daffa Prananda.

"Pasti, siapapun pencetak golnya anak-anak BMIFA akan lebih termotivasi, mereka saling support," tegas Mukti.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa