Brian Juro; Bagai Sayur Tanpa Garam




IJL.Com- Kembali lagi mencicipi sengitnya persaingan IJL U-9, Brian Juro kini bukan lagi "anak bawang". Tak pernah habis mengundang gelak tawa.

Alamat bahaya jika memandang penggawa Pelita Jaya Soccer School U-9, Brian Juro dengan sebelah mata. Musim telah berganti, Brian kini bukan "anak bawang" lagi.

Masih terekam jelas dalam ingatan bagaimana musim lalu Brian Juro membuat panggung IJL bergetar saat merobek jala gawang Serpong City. Tidak terbaca radar pertahanan lawan, Brian melesat tajam bak peluru di medan pertempuran. Wajah polos Brian saat merayakan selebrasi gol masih sulit untuk dilupakan, kenangan luar biasa tentunya bagi suporter The Young Guns, julukan Pelita.

Pengalaman berharga kala pernah berlaga di IJL U-9 musim 2018 saat usianya masih menginjak tujuh tahun membuat bocah kelahiran Subang, 26 November 2010 itu kini jauh lebih tahan banting. Menyerap energi Valdo Putra, mencuri ilmu Rizki Eka, mungkin begitu istilahnya.

Pelatih Pelita Jaya U-9, Dede Firmansyah dengan lantang mengupas betapa krusialnya peran Brian di skuat tim asuhannya. Sekali lagi, jangan pandang striker mungil bernomor punggung 35 itu dengan sebelah mata kalau tidak mau merasakan akibatnya.

"Brian yang sekarang di mata saya terlihat jauh lebih dewasa. Sudah bisa mengambil keputusan dalam situasi tertekan, dan yang paling menggembirakannya lagi dia begitu sibuk mencari ruang sepanjang pertandingan, betul-betul tidak mau dijaga oleh lawan," terang Firmansyah seraya tersenyum lebar.



"Jelas, Brian bukan lagi anak bawang, dia adalah senjata rahasia kami di lini depan," tambah sang pelatih.



Di balik postur tubuhnya yang mungil, Brian memang menyimpan potensi besar di lini depan Pelita Jaya guna memaksa pertahanan lawan "pecah kongsi". Kecil-kecil cabe rawit, bikin pedas mata.

Keputusan Firmansyah memunculkan Brian dari bangku supersub sejauh ini juga terbilang sangat efektif. Gesit, irit dan satu lagi enerjik betul.

"Saya hanya tekankan ke Brian untuk lebih dan semakin berani ambil keputusan. Kapan waktunya untuk bisa lewati lawan, tahan dan oper bola, bermain sepak bola saja dengan cara yang simpel," ujar Firmansyah.



"Selain itu saya juga beri pemahaman pelan-pelan ke Brian kalau dia punya potensi dari segi kecepatan dan daya jelajah, itu keunggulannya dari pemain dengan postur cilik," tambah Firmansyah lagi.





Skuat Pelita tanpa Brian memang ibarat sayur tanpa garam, bukan hanya soal karakteristiknya di atas rumput hijau tapi juga tingkah polah si bocah yang kerap memecah tawa. Kalah atau menang, Brian adalah pelepas dahaga untuk skuat Pelita.

"Salah satu pemain yang riang dan murah senyum di mata saya. Tambahan lagi, dia murid yang benar-benar bisa dibilang tidak pernah absen saat latihan," ungkap Firmansyah.



"Setiap berlatih atau bertanding pasti ada saja hal-hal yang mengundang tawa dari Brian. Dia bukan hanya pemain biasa tetapi juga pelepas dahaga," tandas Firmansyah.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa