Bumbu Tiket Champions 16 Besar, Tajimalela FA dan GMSA Harus Tanding Ulang




IJL.Com- Perebutan tiket fase champions 16 Besar IJL U-11 melahirkan cerita yang harus jadi sebuah pelajaran berharga. Semangat tempur harus diimbangi komitmen dan profesionalisme tinggi.

Di tengah atmosfer kompetisi Indonesia Junior League (IJL) musim 2019 yang semakin "penuh bumbu", semangat tempur harus diimbangi dengan komitmen menjalankan tata tertib regulasi. Sedikit saja gegabah atau abai bisa mempengaruhi hasil akhir pertandingan.

Perjalanan kompetisi IJL memang sudah mulai memasuki titik-titik krusial. Babak penyisihan kategori U-11 misalnya yang baru saja berakhir, delapan tim peringkat teratas dari Grup Phenomenon dan Sensation berhak untuk melaju ke fase champions 16 Besar.

Meski demikian, ada satu tiket tersisa fase champions 16 Besar yang masih akan diperebutkan. Dua aktor utamanya adalah Garuda Muda Soccer Academy (GMSA) dan Tajimalela FA di Grup Sensation.

Merujuk tabel klasemen akhir, kedua tim sendiri punya raihan poin sama yakni 41. Namun, secara selisih gol GMSA lebih unggul atas Tajimalela.



Meski demikian ada permasalahan dari segi regulasi yang menimpa skuat GMSA. Saat melawan Java Soccer Academy pada laga pekan kedelapan IJL U-11, Minggu (8/9), dalam daftar susunan pemain (DSP) mereka tercatat hanya mendaftarkan 13 anak didiknya, fakta di atas lapangan ada 14 pemain berlaga. 





IJL sendiri punya regulasi 14+ dengan bonus tambahan 1 poin untuk tiap tim kontestan. Praktis, jika merunut dari DSP kontra Java, GMSA seharusnya hanya mampu mengantongi 40 poin pada papan tabel akhir klasemen Grup Sensation di bawah Tajimalela.



Tak mau terjebak dalam pusaran polemik, komitmen IJL untuk tetap menjaga semangat kekeluargaan antar SSB terus dipupuk sedemikian rupa. Palu sudah diketuk, kedua tim sendiri nantinya akan menjalani jadwal tanding ulang. 

"GMSA bisa jadi salah satu contoh fenomena kasus betapa pentingnya manajemen dan tim pelatih memahami regulasi DSP. Tapi karena liga ini semangatnya pembinaan akhirnya kami berusaha keras cari jalan keluar terbaik dan tentunya berharap ke depannya jadi sebuah pelajaran untuk semua kontestan," tegas CEO IJL, Rezza Mahaputra Lubis.



"Kedua tim sama-sama saling kekeuh berhak untuk mengantongi tiket fase champions. Setelah melakukan lobi-lobi, GMSA dan Tajimalela sepakat untuk melakukan tanding penentuan peringkat kedelapan klasemen Grup Sensation," ujar Rezza.

"Semangatnya tetap sama, tidak ada yang merasa tersakiti, tak elok juga rasanya kalau ada mimpi anak-anak  yang harus dikorbankan. Kita kembalikan ke lapangan, biarkan pemain yang berjuang menentukan nasibnya masing-masing. Tajimalela legowo dan GMSA juga harus siap. Jadwalnya sudah kami tentukan yakni Minggu, 20 Oktober 2019," tambah Rezza lagi.







Fase champions 16 Besar sendiri nantinya akan dibagi menjadi empat grup. Hanya satu tim dengan label juara grup yang nantinya akan lolos ke babak selanjutnya guna bertempur di partai semifinal.

"Musim ini tidak ada tim yang terlalu superior, imbasnya memang perebutan tiket fase champions 16 Besar harus ditentukan sampai menit-menit akhir. Dua finalis musim lalu saja yakni Putra Sejati dan ASTAM harus ikut berjuang susah payah," ujar Rezza.

"Tim-tim debutan juga benar-benar tak mau numpang lewat, saya rasa mereka juga akan buktikan itu juga di fase champions 16 Besar tidak hanya di level U-11 tapi juga U-9," tambah Rezza.



Rezza sendiri berharap gelaran fase champions 16 Besar bisa dinikmati dengan gairah baru yang tentunya tetap lewat semangat menggebu-gebu serta tidak lupa menjalankan nilai sportivitas. Salah satunya yang paling ia tekankan lagi tentunya adalah komitmen menjalani tata tertib regulasi.

"Fase champions 16 Besar saya rasa akan sama seperti musim-musim sebelumnya, begitu penuh gengsi, tapi tentu kita berharap ada efek positif diambil tiap tim kontestan untuk tetap menjaga semangat sportivitas. Di balik itu semua tentu harus diawali dengan etos profesionalisme baik sebelum dan sesudah bertanding, dari manajemen kemudian tim pelatih, pemain juga suporter," tegas Rezza.

"Selama babak penyisihan grup kemarin walaupun sedikit masih ada laporan soal pelanggaran nilai regulasi seperti abai menerapkan aturan supersub sampai telat atau tidak lengkap memberikan DSP. Dua hal ini sifatnya krusial dan tidak bisa dianggap sepele, sadar atau tidak itu juga jadi ujian seberapa profesional tim-tim kontestan menjaga semangat sportivitas dan profesionalitas dari level akar rumput yang nantinya akan diikuti anak-anak didiknya," sambung Rezza.

"Kami juga punya aturan dimana di bench pemain hanya ada satu pelatih dan maksimal dua official tim. Hal ini tidak lepas dari keinginan IJL melindungi pembinaan sepak bola usia dini dari segala macam bentuk intervensi," tambah Rezza lagi.



Selain fase champions 16 Besar,  kategori Plate juga diramal tidak kalah sengit nan prestisius. Ada banyak tim tentunya yang masih penasaran  untuk menunjukkan penampilan terbaiknya, bagi tiap individu pemain tentunya juga punya motivasi unjuk gigi guna dilirik masuk ke dalam skuat IJL All Stars.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa