Charlegmane Hugo Maas; Menghitung Hari di ASIOP




IJL.Com- 2019 ini nampaknya akan jadi musim terakhir Charlegmane Hugo Maas berseragam ASIOP. Hijrah ke Belanda, kejar cita-cita.

Perawakannya yang tinggi besar membuat Charlegmane Hugo Maas begitu mudah diingat orang. Pemain berdarah Betawi-Belanda dengan nomor punggung 14, angka keramat dewa sepak bola dari Negeri Kincir Angin, Johan Cruyff.

Hugo sendiri dikenal sebagai sosok yang pendiam. Berbeda dengan satu pemain asing ASIOP lainnya asal Sudan, Meshaal Hamzah.

"Hugo memang pendiam. Mungkin dia kurang mengerti gaya bercanda kami," ujar Fikho Abipraya, rekannya di ASIOP.



"Kadang-kadang kami panggil dia dengan sebutan kompeni tapi Hugo tidak pernah marah. Niatnya hanya bercanda supaya Hugo bisa lebih berbaur," sambung Fikho seraya tersenyum.



Dari kacamata juru taktik ASIOP, Yayat Supriyatna, Hugo sudah punya "nilai jual" tersendiri. Bahkan ia punya julukan khusus untuk sang anak asuh.

"Hugo "The Big Man", posisi anak ini aslinya striker dengan karakteristik nomor punggung sembilan," ujar Yayat.



"Kelebihannya dia kuat duel satu lawan satu saat kalah bola karena posturnya yang sangat besar. Kekurangannya memang di soal kecepatan," terang Yayat.



Usut punya usut, Hugo tengah menghitung hari-hari terakhirnya bersama ASIOP. Bukannya tanpa alasan mengingat cita-cita besar sudah menunggunya di negeri nenek moyang.

Praktis, kompetisi IJL bisa disebut jadi ajang perpisahan Hugo bersama ASIOP. Yayat sendiri mengaku sudah punya secarik pesan khusus untuk The Big Man.

"Iya dia mau balik dan sekolah ke Belanda karena orangtuanya harus berdinas disana, tapi Hugo sudah cerita akan lanjut dan masuk akademi sepak bola di Belanda, tepatnya bersama FC Utrecht," jelas Yayat.



"Apa yang akan saya rindukan dari Hugo? Tentu golnya, saya harap ia bisa beri perpisahan manis sebelum terbang ke Belanda," tambah Yayat seraya tersenyum lebar.



Hugo sendiri menegaskan meski nantinya sudah tidak berseragam ASIOP lagi, logo Mutiara dari Senayan sudah tertanam dalam dadanya. Ya, jauh di mata tapi dekat di hati.

"Sekitar Juli 2019 ini saya berangkat ke Belanda, sepertinya tidak pulang ke Indonesia lagi, mau sekolah disana," ujar Hugo.





"Saya akan rindukan waktu bersama teman-teman di ASIOP. Sampai kapanpun saya akan ingat nama mereka semua, jersey ASIOP tidak akan ketinggalan untuk saya bawa ke Belanda," tandas Hugo.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa