IJL.Com- Pengaruh Washiyatul Akmal begitu besar dalam karir kepelatihan juru taktik CISS Soccer Skill U-13, Dedi Suryaman. Senior sekaligus mentor tapi tidak pernah menggurui.
Genap empat tahun sudah Dedi Suryaman bergelut di level sepak bola usia dini. Tidak butuh banyak alasan saat dirinya memutuskan untuk mandi keringat bersama bocah-bocah dengan usia belia di atas rumput hijau.
"Karena dari anak-anak inilah kita bina dasar bermain sepak bola yang benar agar di kemudian hari mereka bisa tumbuh menjadi pemain yang baik untuk negeri ini, itu harapan dan mimpi saya," buka Dedi.
Di CISS sendiri Dedi masih terbilang pelatih "muda". Ya, baru sekitar 18 bulan ia mengarsiteki tim yang bermarkas di Lebak Bulus, Jakarta Selatan itu.
"Awalnya di 2014 saya melatih anak-anak SSB, waktu itu debutnya bersama In-sports Akademi," jelas Dedi.
"Profesi saya sekarang total sebagai pelatih di CISS, tidak ada kesibukan lain," tambahnya lagi.
Di In-sports Akademi itu pula Dedi berkenalan dengan Washiyatul Akmal, mentor sekaligus seniornya. Jodoh tidak kemana, sampai sekarang bersama CISS hubungan keduanya terbilang masih awet.
Bagi Dedi, Akmal bukan hanya sekadar rekan kerja. Bahkan ia tidak ragu menyebut punya hutang budi dengan pria yang kini menjabat sebagai asisten pelatih Persija Jakarta U-19 tersebut.
Ya, meski levelnya terbilang sudah senior, Dedi mengatakan tidak ada kata menggurui dalam kamus seorang Akmal. Untuk urusan seluk-beluk kepelatihan, founder CISS itu juga tidak pernah pelit ilmu.
"Saya kenal Akmal saat dia jadi head coach di In-sports Akademi, waktu itu ada seleksi pemain untuk dikirim ke Belanda dan kebetulan saya asistennya. Dari situlah awalnya hingga sekarang saya sampai di CISS," jelas Dedi.
"Bisa dibilang saya punya hutang budi dengan coach Akmal. Dia yang jadi alasan besar saya untuk serius terjun menjadi pelatih SSB. Ia punya taktik strategi sangat mendidik dan utamanya mengayomi anak didik. Secara pribadi, dia juga selalu memberikan motivasi untuk rekan-rekan kerjanya," sambung Dedi.
Bukannya tanpa sebab pula jersey CISS yang dipakai di gelaran IJL Mayapada U-13 terasa kental dengan nuansa Persija, klub yang sudah membesarkan nama Akmal di jagat sepak bola Tanah Air. Dedi memang mengakui ada pesan khusus di dalamnya.
Kesuksesan Persija U-19 menembus babak final Liga 1 membuat semangat Dedi dan anak-anak asuhnya semakin menjadi-jadi. Dari dua laga terakhir saat kontra Salfas Soccer dan Maesa Cijantung, ada sinyal M Rizky dan kawan-kawan tengah bergerak positif.
"Iya, saya dan anak-anak CISS terinspirasi dengan Persija. Kebetulan kostum yang kami pakai memang mirip sekali dengan jersey training Macan Kemayoran," terang Dedi.
"Insya Allah, anak-anak kami kelak akan ada di sana," tandas pria yang juga mengidolakan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini itu.