IJL.Com- Kesehariannya saat ini tak bisa lepas dari si kulit bundar. Demas Haryo Damarino, aktor rumput hijau milik ASIOP Apacinti U-9 yang terus maju untuk merajut mimpi. Dukungan penuh dan doa sang ibunda, Ulfa Zan dipastikan tak akan pernah berhenti mengalir.
Gayanya sangat nyentrik berbekal potongan rambut yang tak biasa dimiliki rekan-rekan setimnya. Namun disitulah Demas hadir jadi sosok pembeda. Penampilannya spartan sesuai dengan style yang ia punya. Mengingatkan banyak orang dengan pemain Timnas Turki di Piala Dunia 2002, Umit Davala ataupun mantan gelandang Jerman, Christian Ziege.
Menggandrungi Real Madrid dan Persija Jakarta membuat Demas kian jatuh cinta dengan dunia kulit bundar. Hal itu yang mengantarnya bisa sampai berseragam ASIOP.
"Demas baru saja gabung di ASIOP sejak tiga bulan lalu. Ia sangat tergila-gila dengan Real Madrid. Kalau lokal, idolanya ya Persija Jakarta, ngefans sama Rezaldi Hehanusa katanya," ucap ibunda Demas, Ulfa Zan saat membuka sesi wawancara.
Kalo bisa disebut aktor rumput hijau, mungkin Demas saat ini bisa diibaratkan calon peraih "Piala Citra". Seperti diketahui disamping rutinitas berlatih dengan ASIOP, ia juga punya kesibukan lain sebagai pemain peran di sebuah sinetron kejar tayang bertajuk Tendangan Garuda.
"Iya disamping sekolah formal dan juga bergabung di ASIOP, Demas juga tengah sibuk syuting film promo Tendangan Garuda di salah satu stasiun televisi swasta, perannya sebagai Rojak. Saat ini belum terlalu menguras waktu tapi satu sampai dua bulan ke depan, jadwalnya memang semakin padat. Harus pandai mengatur waktu," jelas Ulfa.
"Saat ini Demas sih senang sekali bisa menjalani rutinitas sehari-harinya itu. Di Tendangan Garuda apalagi kan temannya soal sepak bola, action pula. Ya memang dari kecil sudah suka bola sih ya, jadi belum ada masalah sejauh ini," tambah sang ibu.
Meski demikian, naluri seorang ibu memang tak bisa berbohong. Eva mengaku terkadang dirinya was-was dengan kondisi sang anak soal kegiatan sehari-hari Demas yang jauh lebih "menguras keringat" dibanding anak-anak sebayanya. Namun perlahan ada sisi positif dipetiknya.
"Saya lebih senang anak-anak bisa mengisi waktunya dengan lebih aktif, seperti olahraga misalnya atau berkesenian. Sebenarnya awal paling utama menyetujui Demas ikut SSB agar dia tidak ketergantungan pada gadget," ucapnya.
"Di dunia seni peran juga butuh mental yang kuat. Dalam sepak bola pun sama seperti saat Demas bertemu teman-teman baru di IJL Mayapada 2018 ini. Semoga itu bisa jadi bekal untuk masa depan Demas ya," ujar Eva yang juga sempat wara-wiri di layar kaca pertelevisian Indonesia periode akhir 90-an tersebut.
Dari pengalaman pernah terjun di dunia entertainment itu pula ada sedikit curahan hati yang diungkapkan Ulfa untuk sang anak. Usut punya usut, ia ternyata lebih suka Demas menjadi seorang atlet.
"Ha-ha-ha, kalau boleh memilih ya. Kalau saya sih ambil positifnya saja ya, pendidikan paling utama dan olahraga sepak bola saat ini adalah penunjang," ujar Ulfa.
"Tapi kalau disuruh memilih ya, saya lebih suka jika Demas nanti jadi atlet saja deh daripada artis. Pesepak bola misalnya kan sekarang punya nama karena memang ada prestasi ya. Beda dengan artis yang mungkin walaupun tidak semua terkadang besar karena gosip. Lebih was-was kalau Demas jadi artis," tandas Ulfa seraya tertawa kembali.
Untuk saat ini, Ulfa memang lebih ingin anaknya menikmati setiap momen yang dijalani. Membela ASIOP di kompetisi IJL Mayapada 2018 pun ia sebut bisa jadi pengalaman sangat berharga Demas merajut mimpi untuk masa depannya kelak.
"Saya hanya bisa memberi dukungan penuh untuk karir Demas saat ini. Terpenting agama dan pendidikan jangan pernah ditinggalkan dan Alhamdulillah dia bisa menjalaninya. Demas juga beruntung bisa bermain di IJL Mayapada 2018, kompetisi sepak bola paling pas dengan usianya saat ini. Semoga ia bisa berkembang juga dari kegiatan ini," tandas Ulfa
Ini momen kedua kalinya Demas menikmati kompetisi Indonesia Junior League. Musim lalu ia pernah merasakan hal serupa saat masih berseragam Tik Tak Football First U-9.