Dimas Pramudya Winoto: Tunggak Asem dari Kukusan




IJL.Com- Pekan keempat Indonesia Junior League U-9 bisa dibilang menjadi harinya penggawa Metro Kukusan, Dimas Pramudya Winoto. Memang pantas menjadi buah bibir.

Metro Kukusan mengawali kiprahnya dalam lanjutan pekan keempat IJL U-9, Minggu (8/11), dengan hasil gemilang. Di laga pertama, poin sempurna direngkuh usai membungkam Salfas Soccer dua gol tanpa balas.

Di laga kedua, Metro Kukusan hampir saja mengulangi hal serupa. Namun sayang mereka harus puas berbagi angka saat jumpa Stoni Indonesia (1-1) lewat perkara drama menit akhir.

"Anak-anak kehabisan tenaga saat melawan Stoni. Secara performa sebenarnya sudah memuaskan, ya tapi itu tadi akhirnya kedodoran," ujar pelatih Metro, Amirudin.



"Tapi tidak apa-apa, toh di IJL ini bukan hasil akhir di papan skor yang kami cari tapi bagaimana proses anak-anak mencapai hasil tersebut. Saya rasa mereka dapat banyak pelajaran," sambung Amir seraya tersenyum.



Tanpa bermaksud mengecilkan peran pemain lainnya, Dimas Pramudya Winoto tampil begitu menonjol sebagai aktor protagonis di tubuh Metro. Bagaimana tidak, tiga gol sekaligus diborong pemilik nomor punggung tujuh tersebut.

Pantas saja sepanjang pertandingan Dimas selalu menjadi buah bibir. Personanya betul-betul menghidupkan atmosfer rumput hijau.

Berposisi sebagai peluru lini depan, Dimas termasuk tipe juru gedor yang aktif menjemput bola. Keberaniannya melepaskan akselerasi maksimum praktis kerap membuat bala pertahanan Salfas dan Stoni ketar-ketir.

Bagi Amir, sudah lama Dimas menyimpan daya tarik tersendiri. Ungkapan bernada kearifan lokal pun ia sematkan untuk sang anak didik.

"Jadi memang tidak salah tiap pekannya Dimas selalu hadir dalam rilisan pemain terbaik IJL U-9. Pengamatan tim IJL sudah sangat tepat," ujar Amir.



"Bagi saya, Dimas ini seperti tunggak asem yang melambangkan kekuatan, kekokohan dan tidak mudah goyah," tegas Amir lagi seraya tersenyum lebar.



Tunggak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti sisa batang kayu dan akar yang masih tertinggal di dalam tanah sesudah ditebang. Dalam kebudayaan lokal Tanah Air, pohon asem juga dipercaya memiliki banyak khasiat dalam dunia medis bahkan tidak jarang dikeramatkan.

Namun sayang memang di akhir laga saat jumpa Stoni, Dimas harus diparkir di pinggir lapangan karena sedikit cedera mendera. Meski demikian, Amir meyakini pada pekan-pekan selanjutnya, penggawa kebanggaannya tersebut akan semakin kokoh menjadi tunggak asem yang sejati.

"Iya memang Dimas sendiri yang minta ganti karena mengalami sedikit benturan di pinggang. Saya memang meminta semua pemain untuk jujur, kalau sudah tidak kuat ya lebih baik istirahat, harus tahu kondisi," jelas Amir.

"Dimas menangis bukan karena kami gagal mempertahankan keunggulan tapi lebih kepada kenapa ia tidak bisa melanjutkan pertandingan. Sekali lagi ini soal motivasi anak-anak yang sebagai pelatih harus terus kami jaga lewat proses latihan dan bertanding," pungkas Amir.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa