IJL.Com- Namanya mengingatkan banyak orang akan sosok pemain legendaris AC Milan, Andriy Shevchenko. Sambil menyelam minum air demi ikuti jejak sang ayah, Fava Sheva Rustanto terinspirasi dengan penggawa PS TIRA, Manahati Lestusen.
Inkonsistensi masih jadi PR besar untuk skuat Indonesia Rising Star (IRS) dari lima laga gelaran IJL Mayapada U-13 berlangsung. Ada dalam satu momen mereka tampil menggila namun seringkali pula anak asuhan Sulistyo Hartono tampil di bawah performa atau mungkin lebih tepatnya dijauhi dewi fortuna.
Namun jika menyebut satu nama yang terus memperlihatkan perkembangan progresif maka Fava Sheva Rustanto adalah jawabannya. Dari dua laga terakhir meski berakhir dengan hasil minor saat jumpa Serpong Jaya dan Abstrax FA, ia terlihat kian nyetel sebagai seorang playmaker tim.
Bergerak dengan luwes, Fava dibekali akurasi tendangan bebas cukup tajam. Bicara soal kemampuan menjaga tempo permainan, pemain bernomor punggung 39 itu juga punya kelasnya tersendiri.
Faktanya, Fava adalah wajah baru di skuat IRS. Meski demikian ia terbilang sudah mampu beradaptasi dengan baik.
"Saya baru gabung di IRS, ya dari September 2018 ini. Alasannya ingin cari pengalaman baru dan tentunya merasakan atmosfer IJL Mayapada U-13," ujar Fava.
"Posisi sebagai seorang playmaker ini sebenarnya pilihan ayah saya," ungkap Fava.
Sosok sang ayah, Tri Hartanto memang punya andil besar dalam karir sepak bola Fava sejauh ini. Ada doa dalam bentuk nama ia selipkan untuk putranya tersebut.
"Ayah penggemar berat AC Milan, ia sangat mengidolakan Andriy Shevchenko. Makanya saya diberi nama Sheva yang merupakan panggilan akrab Shevchenko," jelas Fava.
"Diberi nama Sheva agar kelak saya jadi pemain sepak bola katanya," ujar Fava lagi.
Tri sendiri adalah anggota TNI aktif dengan pangkat Sersan Satu yang bertugas di Arhanud 10 Bintaro. Tidak heran, mental dan karakter disiplin sudah ia tanamkan untuk Fava sejak kecil.
Hal itu pun terbawa sampai ke atas lapangan. Semuanya dijalankan Fava dengan penuh rasa tanggung jawab.
"Di rumah sudah biasa menjalankan semuanya dengan penuh rasa tanggung jawab, tahu kewajiban seperti tidur teratur, ibadah dan lain sebagainya. Jadi terbawa ke lapangan juga, harus nurut dengan instruksi pelatih, itu pesan ayah," jelas Fava.
"IRS itu jadwal latihannya ada sabtu siang di Lapangan Gagak Hitam Bintaro, jadi tinggal jalan kaki saja karena dekat dari rumah. Kalau Minggu pagi di ISCI Ciputat, biasa naik ojek online. Tidak terbiasa diantar karena ayah sudah minta saya agar apa-apa semua mandiri," jelasnya lagi.
Disamping punya cita-cita sebagai seorang pesepak bola, Fava juga punya impian lain. Ya, ia ingin melanjutkan jejak sang ayah.
Nama Manahati Lestusen, penggawa Timnas Indonesia dan PS TIRA jadi rujukannya menimba ilmu. Kebetulan ia pernah bertatap muka langsung dengan idolanya tersebut.
"Kalau disuruh memilih, saya memang ingin melanjutkan jejak ayah. Tapi saya juga terinspirasi dengan Manahati Lestusen yang bisa aktif sebagai pesepak bola profesional dan prajurit TNI," ujarnya.
"Dulu pernah bertemu om Manahati waktu turnamen sepak bola di Gagak Hitam Bintaro. Pernah bertatap muka langsung, itu yang bikin saya jadi makin termotivasi," tandas Fava.