IJL.Com- Dua golnya ke gawang Java Soccer Academy jadi bukti kualitas Fikho Abhipraya Nusantara Malik sebagai seorang juru gedor berdarah dingin. Area kotak penalti tim lawan jadi tempatnya untuk "bernapas".
Bukti sahih dicatatkan Fikho Abhipraya, dua gol ia sumbangkan untuk ASIOP pada laga debutnya di kompetisi Indonesia Junior League. Pelengkap pesta kemenangan Mutiara dari Senayan atas Java Soccer Academy dengan catatan sensaional.
Tidak perlu aksi solo run, cukup berkeliaran di area kotak penalti lawan mirip-mirip dengan aksi Javier "Chicharito" Hernandez, penyerang Timnas Meksiko dan West Ham United. Right man in the right place, media-media di Inggris menyebutnya poacher.
"Posisinya pemain nomor 10 (attacking midfielder), hanya secara taktikal dia bermain free role (bebas bergerak) di area pertahanan lawan bukan box to box," terang pelatih ASIOP, Yayat Supriyatna.
"Penempatan posisi (timming support) dia bagus karena Fikho punya reading the game luar biasa. Eksekusinya ke gawang jadi lebih mudah, kemarin lawan JSA jadi buktinya," sambung Yayat sambil tersenyum.
Datang dari bangku cadangan saat laga kontra Java Soccer Academy memang tidak menjadi alasan Fikho kehilangan sentuhannya. Kebutuhan strategi tim justru membuat penyerang bernomor punggung 26 tersebut semakin menakutkan sebagai seorang juru gedor handal. Bukan kebetulan pula ia mendapat pelayan yang cukup setia dalam diri Odilo Pinutusta sampai Rafi Malik.
Fikho pun terbilang cukup efektif sebagai pemantul bola untuk rekan-rekan setimnya. Jelas ini jadi keuntungan untuk ASIOP yang bermain dengan patron 4-3-3.
"Iya betul, saya observasi dulu cara main tim lawan, karena itu sangat menentukan posisi dan cara main pemain yang saya masukan. Dan Fikho memberi jawaban meski datang dari bangku cadangan," tegas Yayat.
Naluri dan insting Fikho akan dapat ujian lebih berat akhir pekan ini. Duel bertajuk laga super big-match siap tersaji kontra raksasa Banten, ASTAM.
Tim asuhan Sopian Hadi itu sendiri baru kemasukan satu gol dari dua laga yang sudah dilakoni, itupun hanya melalui titik penalti. Karakteristik bertahan Akbar Muntasir dan kawan-kawan juga dikenal cukup lugas tanpa kompromi dan mempunyai deretan bek berpostur tinggi.
Namun bukan Yayat namanya jika kehabisan ide. Kembali, video rekaman pertandingan jadi alat dirinya membedah kelemahan ASTAM.
"1-4-3-3 tetap jadi pilihan taktikal tim, high pressing jadi cara main ASIOP. Fikho bisa jadi pembeda dengan saya kasih tugas sebagai gelandang free-role, ia bisa dengan tiba-tiba masuk dalam area kotak penalti," ungkap Yayat.
"Tidak salah rasanya laga ini dilabeli super big match, ASTAM punya materi pemain bagus dan cara main yang terstruktur, tapi bukan tanpa celah. Saya sudah pelajari cara main mereka dari video lawan BMIFA, Insya Allah ASIOP dapat tiga poin," pungkas Yayat.