Gavin Fahrezi; Lupus Semakin Millenia




IJL.Com- Gavin Achmad Fabio Fahrezi tidak lagi malu-malu tebar pesona di atas rumput hijau. "Mencuri" kilau gemilang sang ayah.

Nafas PDA masih agak tersengal-sengal di gelaran IJL U-9. Dari sembilan laga, tim yang bermarkas di Lebak Bulus itu baru sanggup meraih catatan tiga menang, dua seri dan empat kalah.

Kapasitas Imam Ibnu Aqil sebagai seorang juru taktik jebolan IJL All Stars 2017 terus diuji dari pekan ke pekan. Meski demikian, urusan mencium potensi emas anak asuh, pelatih asal Tegal ini dikenal cukup punya tangan dingin.

Gavin Achmad Fabio Fahrezi misalnya, 2019 ini adalah musim keduanya berlaga di kancah IJL U-9. Jika pada tahun sebelumnya, bocah kelahiran Jakarta, 10 April 2010 tersebut masih nampak "malu-malu" namun kini perlahan tapi pasti aura kebintangannya jadi senjata tempur PDA.

Tiga gol sudah dicetak oleh Gavin sejauh ini. Dua diantaranya ada di laga kontra tim pemuncak klasemen sementara Grup Phenomenon, Kembangan 8.

Faktanya tidaklah mudah menjebol gawang Kembangan 8. Namun Gavin mampu melakukannya dalam tempo satu menit saja. 

"Memang kebutuhan tim, Gavin ditempatkan sebagai motor serangan tapi sebenarnya ia pemain multifungsi, bisa main dimana saja," ujar Imam.



"Sejauh ini masih on the track. Selama apa yg diharapkan berjalan, kami sebagai pelatih terus membuatnya nyaman. Bukan hanya Gavin tetapi semua pemain yang ada di skuat U-9," tutur Imam.





Gavin sendiri adalah putra dari Irgi Achmad Fahrezi, presenter sekaligus pembawa acara TV kenamaan yang sudah lama wara-wiri di layar kaca. Bagi kawula muda generasi 90-an, nama Irgi memang sudah tidak terdengar asing lagi di telinga. Perannya dalam sinetron Lupus Millenia berhasil menghipnotis kaum hawa. Gaya rambut belah tengah bergelombang sempat jadi hits anak-anak muda metropolitan.

"Sama saja seperti anak-anak yang lain. Ayahnya juga sering berdiskusi soal perkembangan Gavin, karena dia ini agak berbeda dengan kakaknya, Raffata (PDA U-13)," ujar Imam.



"Gavin lebih agresif daripada kakaknya yang terbilang kalem. Lebih suka bebas main, tapi ya memang masih anak-anak terus berusaha untuk diarahkan," tutur Imam.







"Ketika sudah ada di atas lapangan, ayahnya juga sudah memberikan kepercayaan penuh ke pelatih. Jadi starting line-up atau tidak, ditarik keluar demi kepentingan tim ya tak jadi soal," sambung Imam lagi seraya tersenyum lebar.



Dukungan total dari Irgi diyakini Imam bisa menjadi bentuk energi positif untuk Gavin. Kebetulan setiap Gavin bertanding, pria berusia 43 tahun itu selalu setia mendampingi dari pinggir lapangan. Soccer dad life, begitu istilah kerennya.

Ya kalau ayahnya sudah pernah sukses membius penonton lewat layar kaca 10 tahun lagu, Gavin pun berhak untuk mengulanginya kembali di atas rumput hijau. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya? Menarik untuk ditunggu, Lupus yang semakin milenia.

"Gavin selalu membuat saya terkesan, dia selalu mau yang terbaik, ambisius, tidak mau kalah. Itu bagus kalau kita bisa mengarahkan ke yang lebih positif," tutur Imam.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa