Gavin Raija Memupuk Mimpi di Bawah Mistar Gawang GRT Sitanala




IJL.Com- Tiap akhir pekan, detak jantung pendiri GRT Sitanala, Hery Suyanto dipastikan berdegup lebih kencang bak naik roller coaster. Jatuh bangun dua putra kebanggaan di bawah mistar gawang jadi alasan.

Eksistensi GRT Sitanala di kompetisi Indonesia Junior League memang tidak pernah sepi dari cerita. Tim asal Kota Tangerang tersebut selalu punya cara mengorbitkan pemain-pemain didikannya.

Di bawah mistar gawang misalnya, GRTS punya dua pemain satu darah. Meski berbeda level usia, nama Gavin Raija Tayala (U-9) dan Gibran Rajendra Taraka (U-11) sudah jadi ikon tim berjuluk "Bajoel Cisadane" tersebut.

Gibran sejatinya bukan nama yang terdengar asing di telinga tim komite pemain IJL. Seperti diketahui, di musim 2018 lalu namanya masuk dalam jajaran gerbong skuat IJL All Stars saat masih berseragam FU15FA U-9. Label "Bonek Cilik" pernah melekat ke dirinya.

Lalu bagaimana dengan Gavin? Jelas, ia tidak mau kalah dengan sang kakak. IJL musim 2020, sudah waktunya bocah kelahiran 8 Januari 2012 ini memetik "hasil panen".

Beberapa tahun lalu saat diwawancarai IJL News, Hery sempat mengaku kurang sreg saat melihat Gibran berdiri di bawah mistar gawang hingga akhirnya Gavin menyusul. Namun sekarang, cinta itu datang tepat pada waktunya, ya witing tresno jalaran soko kulino.

"Pastinya, punya anak sama-sama berposisi sebagai penjaga gawang, rasa deg-degan campur aduk double," ujar Hery.



"Terutama buat Gavin yang masih berusia delapan tahun," sambung anggota Kepolisian Polres Bandara Soekarno-Hatta berpangkat Brigadir Kepala tersebut.



Namun berkaca dari laga-laga yang sudah dilakoni, Gavin jelas bukan 'anak bawang'. Terbukti dua kali namanya masuk dalam daftar pemain terbaik IJL U-9 yang dirilis tiap pekannya.

Penempatan posisi yang menawan membuat Gavin kerapkali membuat penyerang lawan gigit jari. Cermat dalam hal refleks menjemput si kulit bundar, ya sama persis dengan sepak terjang sang kakak.

Jangan lupa dengan nyentriknya Gavin dengan gaya rambut yang selalu stylish dari klimis hingga buceri. Jelas, bukan sekadar numpang gaya.

"Sempat tidak percaya pekan pertama dan ketiga Gavin masuk jajaran pemain terbaik," ungkap Hery.



"Tapi itu juga tidak lepas dari Gibran yang selalu memberi motivasi juga masukan," tambah fans berat Persebaya Surabaya tersebut.



Hery sadar betul perjalanan dua putra kebanggaannya masih terasa sangat panjang. Namun sebagian seorang ayah, memeras keringat banting tulang demi memupuk mimpi di bawah mistar gawang pun rela dijabani. Tiap pekan memacu adrenalin pun tak akan jadi soal.

"Musim ini memang terasa jauh lebih berat dibanding tahun sebelumnya apalagi mengingat kompetisi yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19, maklum IJL adalah ajang yang paling dinanti anak-anak GRTS," ujar Hery.



"Tapi saya selalu meyakini ada hikmah di balik itu semua. Seperti Gavin misalnya yang sempat kecewa menunggu lamanya peluit kick-off dibunyikan namun dari itu juga ia pelan-pelan sadar justru ada banyak waktu bagi dirinya lebih banyak berlatih dan memperbaiki kesalahan," pungkas Hery seraya tersenyum lepas.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa