Gendut Doni Angkat Topi untuk Penggiat Sepak Bola Usia Dini

 


IJL.Com- Peran para penggiat sepak bola usia dini menurut eks penggawa Timnas Indonesia, Gendut Doni Christiawan bagai pahlawan tanpa tanda jasa. Semua ditanam, disiram dan dipupuk dari akar rumput.

Di tengah kesibukannya bersama staf kepelatihan Bhayangkara Presisi Indonesia FC, Gendut Doni Christiawan masih menyempatkan diri untuk menengok kompetisi Indonesia Junior League yang digelar di Lapangan Yonif 201, Jakarta Timur. Kebetulan salah satu anak didiknya yakni Bryan Gunadi tengah diterjunkan membela skuat Tibi Soccer School U-11.

Bagi Gendut sendiri, IJL memang sudah tidak asing di telinga. Seperti diketahui, ia cukup kenal dekat dengan pendiri IJL, almarhum Rezza Mahaputra Lubis.

"Oh iya, saya sudah lama tahu IJL karena memang kenal dengan mas Rezza. Kami banyak berdiskusi soal sepak bola, termasuk rencana kerjasama Persija Glory dengan IJL namun Allah berkehendak lain. Tapi saya salut teman-teman mau berkomitmen melanjutkan perjuangan almarhum mas Rezza lewat IJL. Hormat untuk semua," ujar Gendut.

"Kebetulan sedang ada waktu kosong juga jadi menyempatkan hadir lihat suasana IJL dan salah satu anak didik saya yaitu Bryan Gunadi. Saya kira kompetisi seperti ini yang benar-benar ia butuhkan," sambung Gendut.



Menurut Gendut, IJL bisa gambaran liga sepak bola usia dini yang dikelola secara profesional. Itu juga yang menurutnya bisa menggairahkan ekosistem bal-balan akar rumput.

Ya, meskipun sifatnya masih liga anak-anak, komitmen IJL untuk menciptakan sistem kompetisi yang dikelola secara profesional menurut Gendut patut diacungi jempol. Contoh kecil dipetik yaitu dari segi penjadwalan pertandingan.

"Saya lihat IJL begitu dikemas secara profesional termasuk dari segi penjadwalan pertandingan, betul-betul diatur sedemikian rupa dari penempatan waktu sehingga anak-anak bisa lebih fresh menjalani tiap pertandingan, tidak terlalu diforsir tenaganya, ada jeda istirahat yang cukup sehingga potensi mereka bisa lebih terlihat," seru Gendut.



"Apalagi ini kan sifatnya liga, bukan hanya sehari kelar. Pekan ke pekan tak cuma skill, teknik dan visi namun juga mental, attitude terus dipompa sehingga ada nilai bisa dibawa pulang semua pemain," tambah pria yang pernah membawa Persija Jakarta meraih gelar juara Liga Indonesia 2001 dan Persebaya Surabaya pada 2004 tersebut.



Gendut juga tidak lupa memberikan dukungan moril untuk para penggiat sepak bola usia dini. Menurutnya, mereka yang rela terjun di akar rumput adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

"Saya ini dan teman-teman yang sudah ada di level kepelatihan senior sebenarnya tinggal memetik saja, yang menanam justru mereka yang jatuh-bangun ada di level usia dini. Kami tidak akan bisa bekerja maksimal jika tanpa campur tangan orang-orang yang punya perhatian pada perkembangan grassroot," jelas Gendut.



"Saya berikan apresiasi luar biasa untuk para penggiat sepak bola usia dini. Harus tetap semangat apapun kondisinya, karena saya tidak tahu dinamikanya pasti tidak mudah," sambung Gendut yang pernah meraih predikat gelar top-skorer Piala Tiger (kini Piala AFF) musim 2000.



Memang, melatih anak-anak di level usia dini ibarat sedang memapah bayi untuk belajar merangkak. Jelas tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Ya, Gendut  sadar melatih di level grassroot bukan sekadar cuma asal lari, oper dan tendang. Apalagi bicara infrastruktur, butuh sinergi dari semua pihak agar potensi-potensi tersembunyi sepak bola usia dini di Indonesia tak banyak layu sebelum berkembang.

"Sepak bola itu selalu berkembang, kita bisa meniru gaya permainan tim-tim Eropa sekelas manapun, tetapi kuncinya seperti yang saya bilang dari awal itu tadi ada skill, teknik, mentalitas serta attitude baik di dalam dan luar lapangan," tegas Gendut.



"Bryan ini contohnya, ia baru pertama kali ikut dalam sebuah sistem kompetisi dan saya menegaskan ia harus berani mencoba. Saya hanya berpesan, bagaimana caranya ia berinteraksi dengan atmosfer pertandingan, bertemu dengan teman-teman bertanding baik itu kawan ataupun lawan hadapi dengan sikap fight, jangan ada kesan sungkan apa nyantai lagi karena itu yang akan membentuk mentalitas sejak usia dini," tandas jebolan Diklat Salatiga tersebut.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa