GRT Lebih Nyaman Jadi Kuda Hitam




IJL.Com- GRT ogah tertelan hawa nafsu meski mahkota juara Indonesia Junior League U-13 ada di depan mata. Filosofi kuda hitam tetap jadi pegangan 'Bajoel Cisadane'. 

Partai puncak IJL U-13 akan terhelat pada Sabtu (23/10) di Lapangan Batalyon Arhanud 01 Kostrad, Tangerang Selatan. GRT dan FIFA Farmel harus saling berebut meraih supremasi tertinggi. 

Pelatih GRT, Heri Santoso menegaskan anak-anak asuhnya enggan tertelan hawa nafsu meski gelar juara ada di depan mata. Bermain nothing to lose jadi senjata tempur Muhammad Habsy dan kawan-kawan. 

"Seperti saat laga semifinal kemarin, kami akan bermain tanpa beban alias nothing to lose. Sebenarnya tidak pernah terbayangkan anak-anak bisa melaju sampai partai puncak mengingat status GRT yang berlabel debutan harus berhadapan dengan kontestan yang sudah terlebih dahulu makan banyak asam garam di kompetisi IJL sejak fase penyisihan grup," ujar Heri. 



"Saya sudah bangga dengan perjuangan anak-anak yang begitu semangat walau tanpa diunggulkan," sambung Heri seraya membuka makna gestur sujud syukur yang ia panjatkan saat laga GRT versus Sparta usai. 



Di laga final, GRT bisa dibilang hadir lagi sebagai non-unggulan. Pasalnya, mereka akan berjumpa dengan FIFA Farmel yang punya rekor belum terkalahkan sepanjang perhelatan IJL U-13 musim ini. 

Namun sepak bola bukan semata hitungan di atas kertas. Bukan tak mungkin Farmel bakalan dibuat merana sama seperti Sparta yang ditekuk GRT dengan skor 0-2.

"Farmel tim yang bagus dengan organisasi permainan begitu rapi. Jadi kami harus jauh lebih siap. Saat sesi latihan, saya mulai tekankan ke anak-anak agar suasananya mulai dibuat seperti atmosfer final," ujar Heri. 



"Tapi kami lebih nyaman disebut sebagai kuda hitam. Ya itu tadi, tetap nothing to lose. Nikmati saja pertandingan," sambung Heri seraya melempar senyum. 



Nama-nama seperti Gahral Zhafiq dan Masroor Ahmad dinilai masih akan menjadi poros serangan GRT. Tak menutup kemungkinan muncul kartu AS seperti yang dilukiskan Muhammad Ibrah Ardiansyah saat membekuk Sparta ataupun Harry Sampurna kala menekuk M'Private Soccer School.

"Tentu ada banyak catatan dari balik kemenangan atas Sparta. Khususnya di lini depan dimana kurang cepat ambil keputusan selain umpan-umpan dari lini tengah yang kurang memanjakan striker," pungkas Heri. 



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa