Marinir Menambal Kapal Karam




IJL.Com- Bak kapal karam di tengah badai lautan lepas, begitu kondisi Ragunan Soccer School saat ini. Ombak besar di depan mata, Indonesia Rising Star namanya.

Terombang-ambing. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi armada Ragunan Soccer School jelang laga pekan ke-17 IJL Mayapada U-13 Grup Phenomenon.

Kontra Indonesia Rising Star pada Sabtu (23/2), tim yang diarsiteki Munaji tersebut terancam datang dengan kondisi bak kapal karam. Mau tak mau sang nakhoda harus banyak putar otak agar anak asuhnya tak sampai tenggelam sampai ke dasar lautan.

"Skuat kami terancam timpang, sudah diputar-putar rotasi namun apa mau dikata anak-anak akan banyak yang absen. Ya beginilah dinamika SSB, beda dengan tim profesional," ujar Munaji sembari menghela nafas.



"Putar otak lagi," tambah anggota marinir TNI Angkatan Laut tersebut.





Sektor lini depan diakui Munaji masih jadi pekerjaan rumah paling berat untuk dirinya. Ia sendiri tidak menyangkal kalau timnya terlalu Nuno Leoporto sentris.

Bukannya tanpa alasan memang, enam gol yang dicetak Ragunan, empat diantaranya berasal dari kaki pemain jebolan IJL Elite 2017 tersebut. Praktis jika bocah berdarah Nusa Tenggara Timur itu ditempel ketat pemain lawan ujungnya lini depan seperti kurang bertaji.

"Masih perlu pembenahan lagi, saat laga terakhir melawan Laskar Pelangi terlihat jelas masih kurang greget di lini depan. Anak-anak masih belum paham soal taktik dan instruksi pelatih," ujar Munaji.



"Kami masih terlalu mengandalkan seorang Nuno, belum ada tandem yang kuat dan pas untuk menemani dia," tambah sang juru taktik.





Pun demikian, meredam agresi serangan IRS juga bukan pekerjaan yang mudah untuk Rayhan Dwi Nugraha dan kawan-kawan di sektor lini belakang. Dalam dua laga terakhir, kesebelasan yang diarsiteki Sulistyo "Komeng" Hartono itu semakin menemukan performa terbaiknya.

Setelah Dhiwa Zahran, Fava Sheva, kini ada Alief Apikri unjuk gigi. Golnya ke gawang Garec's ibarat sebuah pertanda untuk anak-anak Ragunan.

Satu lagi yang patut diwaspadai, IRS selalu bermain kolektif di atas lapangan. Dari belakang sampai ke depan, semua pemain ikut ambil bagian mengubah alur permainan.

"Kalau saya lihat dari video rekaman pertandingan, IRS punya semangat yang luar biasa. Kami harus bisa belajar dari kesalahan-kesalahan pertandingan yang sebelumnya," ujar Munaji.





Ya, Ragunan pastinya tidak mau sekadar "numpang lewat" di atas lapangan nanti. Merangkak naik ke zona delapan besar bukan target mustahil untuk Nuno Leoporto dan kawan-kawan. Tekad sudah diusung dalam dada. Soal peluang, Munaji lebih memilih anak asuhnya diberi label kuda hitam.

"Kami akan bermain pukul 13.30 WIB, kalau cuaca sedang terik-teriknya pasti akan menguras tenaga. Saya harus betul-betul mempersiapkan kondisi anak-anak meski waktunya tinggal beberapa hari lagi," ujar Munaji.





"Target pasti ada tapi kami mencoba realistis karena tidak bisa datang dengan kekuatan penuh," tandas pria yang juga menjabat sebagai asisten pelatih PSAL tersebut.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa