Metro Kukusan Berharap Badai Lekas Berlalu




IJL.Com- Efek sampai Coronavirus Disease (Covid-19) praktis membuat agenda latihan Metro Kukusan terganggu. Sejenak mengambil nafas sembari berharap badai lekas berlalu.

Metro Kukusan mengambil langkah cepat untuk meliburkan agenda jadwal latihan tim begitu kasus penyebaran Covid-19 dirasa sudah semakin masif. Sudah satu pekan lamanya, barisan pemain skuat asal Kota Depok itu "menepi" ke rumah masing-masing.

Hal ini tentunya membuat program yang sudah disusun jajaran pelatih agak terganggu. Di IJL musim 2020 sendiri, Metro Kukusan menurunkan tim pada dua kategori yakni U-11 dan U-13.

Pendiri Metro Kukusan, Syafrudin buka suara soal keadaan timnya binaannya saat ini. Dibanding mencuri-curi kesempatan menggelar latihan tim, pria kelahiran Depok, 8 November 1966  tersebut memprioritaskan kenyamanan anak didik sebagai pegangan paling utama.

"Tentu sangat berpengaruh, terutama untuk tim yang sudah dipersiapkan untuk IJL 2020. Sementara program latihan diberikan ke individu masing-masing pemain, kalau memaksakan latihan tertutup juga ada kekhawatiran dari orangtua siswa," ujar Haji Udin, sapaan akrabnya.



"Toh banyak sarana tempat latihan lain seperti arena futsal sekitaran Kukusan juga memilih untuk tutup. Ya, semua terkena imbasnya. Sementara istirahat total, kalau kamu sudah seminggu ini," tambah Udin.

"Selama saya 20 tahun membina SSB, kejadian seperti ini baru pertama terjadi. Bukan hanya di sepak bola namun juga semua sektor. Saat ini kami terus menjaga komunikasi dengan orangtua supaya tetap memberikan semangat untuk anak-anaknya," seru eks pemain Persija Jakarta era Liga Perserikatan tersebut.




Udin sendiri berharap, badai Covid-19 lekas berlalu. Dalam benaknya, ia mungkin sudah rindu melihat Erlangga Hagi dan kawan-kawan tersenyum kembali.

"Mudah-mudahan tanggal 4 April sudah bisa menggelar latihan, tapi itu tergantung situasi dan kondisi," terang Udin.



Dihubungi terpisah, pelatih Metro Kukusan U-13, Budi Yanto mengakui dirinya harus putar otak di tengah situasi yang kurang kondusif seperti ini. Komitmen untuk terus mengawal progres Cahaya Akbar Rafi Pangestu Cs tetap harus dijaga meski minim sesi tatap muka.

"Latihan reguler dan tambahan tidak dapat izin dari pengurus sehubungan dengan pengumuman pemerintah daerah setempat soal penanganan Covid-19," ujar Budi.

"Sejak 16 Maret saya sudah beri tugas harian dengan materi yang sebelumnya sudah terlebih dahulu disampaikan. Artinya anak-anak harus tetap menjaga kondisi masing-masing di rumah," sambung Budi.



Jelas, Budi berharap kebijakan libur latihan tidak serta merta membuat anak-anak Metro Kukusan jadi "kaum rebahan" alias bersantai-santai ria. Ya, ada pekerjaan rumah yang kudu dibereskan.

"Pelatih harus ambil inisiatif. Yang terpenting harus tetap koordinasi dengan manajer tim dan orangtua siswa," ujar Budi.

"Saya juga meminta semua pemain dibantu orangtua mengikuti arahan dan anjuran di tengah musibah ini. Jangan lupa tetap beribadah, semoga suasana cepat kondusif dan kita bisa berlatih bersama-sama lagi," tambah Budi.



Senada dengan skuat U-13, pasukan U-11 pun tidak ketinggalan dititipi pekerjaan rumah. Sang pelatih, Peter Polnaja mengatakan ini momen sinergi antara orangtua murid terus diperkuat.

"Kami berkomitmen mengikuti protokol pencegahan Covid-19 dengan meliburkan semua pemain, tetapi tentu mereka tetap dikasih pekerjaan rumah untuk selanjutnya divideokan dan dikirim ke saya. Selalu bersyukur, tidak ada anak-anak yang jatuh sakit sampai sekarang ini," ujar Peter.

"Ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, minimal anak-anak respon individunya meningkat dengan tugas tersebut. Di satu sisi, orangtua juga berkomitmen membantu menerapkan instruksi," tandas Peter.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa