Pekan Ketiga IJL U-11 Ditunda, Komitmen Kian Dipertegas




IJL.Com- Keputusan Indonesia Junior League menunda gelaran laga pekan ketiga IJL U-11 mendapat dukungan penuh dari tim-tim kontestan. Kenyamanan pemain juga kualitas kompetisi jadi patokan utama.

Hujan deras yang mengguyur kawasan Jabodetabek sepanjang akhir pekan kemarin berimbas pada kelanjutan kompetisi pekan ketiga IJL U-11 yang sedianya digelar Minggu (4/10). Kondisi Lapangan Batalyon Arhanud 1 Kostrad di Serpong, Tangerang Selatan dinilai tidak memenuhi syarat untuk menggelar pertandingan sesuai image dan branding IJL.

Pada hari sebelumnya yakni Sabtu (3/10), sembilan pertandingan dari kategori U-13 dengan intensitas permainan tingkat tinggi sebenarnya sudah terlebih dulu meramaikan Lapangan Batalyon Arhanud 1 Kostrad. Namun memang begitu memasuki sore hari, persiapan tim perawatan lapangan terganggu faktor besar yang sifatnya sudah force majeure.

Setelah menerima laporan tersebut, Rezza Mahaputra Lubis selaku CEO IJL langsung mengambil langkah responsif. Keputusan tegas diambil, 38 pertandingan pekan ketiga IJL U-11 resmi ditunda dan digeser menjadi Minggu, 18 Oktober 2020.

"Sebenarnya untuk U-13 di hari Sabtu kemarin sudah relatif aman. Tapi hujan terus menerus menghantam lagi sehingga pasir di lapangan IJL berubah menjadi lumpur-lumpur yang mengeras alhasil rumput hijau terkikis total," buka Rezza.

"Kami tidak bisa memaksakan untuk menggelar pertandingan dengan lapangan yang sudah terlalu jauh di bawah standar kompetisi IJL. Mulai dari keselamatan sampai kenyamanan bermain, IJL juga tidak ingin potensi dan bakat anak-anak justru malah tenggelam," ujar Rezza.

"Bagaimana mungkin pemain menunjukkan skill bermain sepak bola kalau begini kondisi lapangannya? Menggiring si kulit bundar saja susah terus lengket karena lumpurnya makin meninggi di beberapa sektor terutama di area kick-off yang bermasalah. IJL kembali ke komitmen awal, ingin menciptakan kompetisi dengan infrastruktur memadai demi memanjakan potensi anak-anak," tegas Rezza lagi.









Memang soal urusan infrastruktur lapangan, IJL tidak ingin sembarangan. Mulai dari era Waduk Pluit, Bandara Soekarno-Hatta Angkasa Pura 2, Puspiptek Serpong, Stadion Mini Cisauk, NYTC Sawangan dan kini di Batalyon Arhanud 1 Kostrad, ada keyakinan pemain berkelas lahir dari kompetisi berkualitas ibarat sebuah harga mati.

"Inilah perbedaan besar dari IJL dengan operator liga lainnya," ujar Erphan Samsuar, pendiri Ragunan Soccer School.

"Inilah kehebatannya IJL yang selalu menjaga kualitas lapangan demi menjaga kualitas permainan dan keselamatan pemain," tutur Dodi Suparno, founder Akademi Persib Bogor seraya ikut memberi dukungan.

Rezza juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan tim-tim kontestan perihal keputusan yang diambil IJL. Menurutnya, ini bisa jadi bukti sinergi operator kompetisi dengan seluruh peserta untuk menciptakan iklim pertandingan yang ketat namun juga sehat.

"Tahun ini memang secara sistem agenda kompetisi ada perubahan besar di IJL karena di bulan Agustus musim sebelumnya roda kompetisi seharusnya sudah memasuki masa-masa akhir. Tetapi akibat imbas pandemi Covid-19, kick-off kita ketahui baru bisa digelar baru-baru ini yang notabene sudah memasuki musim penghujan dengan curah tinggi," tutur Rezza.






"Kami langsung bergerak cepat untuk perbaikan. Tim perawatan lapangan mulai pagi hari ini 101 persen fokus memperbaiki arena pertandingan, harus benar-benar bekerja keras, progresnya secara signifikan akan kami sampaikan. Intinya IJL sangat menjaga kualitas permainan dan selalu menjaga kualitas rumput hijau agar para tim kontestan bermain aman dan nyaman. Semoga semua terkendali sehingga akhir pekan ini roda kompetisi sudah bisa bergulir lagi," tandas Rezza.









  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa