IJL.Com- Reli-reli terakhir perebutan tiket fase champions 16 Besar IJL U-9 Grup Sensation berbuah pemikiran cemerlang tidak hanya di atas namun juga pinggir lapangan. The Princess Warrior, Claudia Scheunemann memanjakan mata penonton. Bek haus gol milik Indonesia Muda Utara mencuri perhatian, Asril Marzuki dan Abdullah Husain masih tidak "terbendung".

Kiper:

Arya Dwi Pratama (Young Warrior)

Arya termasuk kiper yang "cerewet", ia begitu rajin memberi instruksi untuk rekan-rekan setimnya dari bawah mistar gawang, sebuah nilai tambah seorang kiper di level sepak bola usia dini yang bisa menularkan rasa pede di jantung pertahanan. Empat laga sekaligus disabet lewat catatan clean sheet oleh Arya, aktor protagonis di balik kesuksesan anak-anak gladiator mengantongi status pemuncak klasemen Grup Sensation.

Bek:

Fauzan Nur Rohman (Indonesia Muda Utara)

Fauzan seperti tidak pernah kehabisan bensin sebagai orang pertama yang memutus serangan tim lawan, kontribusinya di lini belakang Indonesia Muda Utara jadi bukti betapa ia punya militansi yang tak bisa dipandang sebelah mata, ball-recovery sangat tangguh. Bek haus gol, tiga kali mencatatkan namanya di papan skor, begitu cerdik curi momentum di momen penghujung laga, aktif membangun serangan tanpa diduga.

M Rangga Haris (FU15FA)

Pemegang tongkat komando lini belakang FU15FA yang tampil mempesona, punya reading the game di atas rata-rata untuk ukuran pemain seusianya, jeli menangkis serangan tim lawan. Proaktif menutup celah kosong yang ditinggalkan rekan-rekan setimnya, pantas pula memang ban kapten melingkar di lengan Rangga.

Gahan Adriel Rompies (Young Warrior)

Gahan begitu taktis menjaga benteng pertahanan Young Warrior, rajin melepaskan intersep alhasil banyak momentum tim lawan mampu dipatahkan. Perannya di sisi lini sayap Young Warrior bukan hanya sebagai pemutus serangan, salah satu pemain belakang dengan kekuatan kaki kiri berpotensi besar, terbukti ada assist mahal ia sodorkan untuk Claudia Schneumann di laga kontra Atlas FC.

Gelandang:

Rafi Septian (Alba FC)

Si tupai yang begitu rajin menjemput bola dari lini kedua dengan penuh agresivitas dan intuisi tinggi, begitu cekatan mencari ruang untuk lepas dari radar pertahanan tim lawan, mentalitas jempolan. Dua gol disumbangkan Rafi di pekan kedelapan, garansi pelengkap kontribusinya sebagai tukang gedor sejati Alba yang tahan banting.

Abdullah Husain (Young Warrior FA)

No Husain, No Party, mungkin begitu kalimat yang tepat untuk menggambarkan etos kerja keras Abdullah Husain sebagai tiang pondasi skuat Young Warrior. Daya jelajah tingkat tinggi, empat pertandingan sekaligus dalam satu hari ia sapu bersih dengan jiwa spartan penuh militansi tinggi termasuk satu gol "emas" ke gawang FU15FA.

Asril Marzuki (GRT Sitanala)

Tiada hari tanpa Asril, sosok pemain yang belum bisa tergantikan di skuat GRT Sitanala, pembeda sekaligus penentu, paket komplet jaminan mutu. Asril juga makin pandai membakar semangat rekan-rekan setimnya, panasnya atmosfer lapangan selalu ia lalui dengan "kepala dingin".

Farras Athala (ASIOP)

Daya gedor Farras adalah sebuah nilai jual mahal lini tengah ASIOP, bergerak dinamis pula ia membuka ruang untuk rekan-rekan setimnya mencuri ruang. Tipe petarung dengan daya jelajah tingkat tinggi, cetak gol pembuka ke gawang Ocean Stars sebagai pemulus langkah Mutiara dari Senayan melenggang ke fase champions 16 Besar.

Penyerang:

Claudia Scheunemann (Young Warrior FA)

Claudia tampil sebagai fenomena di pekan kedelapan IJL U-9, tingkat intelegensinya di atas rumput hijau tidak kalah dengan barisan kaum adam. Cetak satu gol penentu ke gawang Atlas FC, tapi lebih daripada itu Claudia membuktikan di level sepak bola usia dini bahwa mencatatkan nama di papan skor bukan tujuan utama, terbukti ada assist cerdas ia kirimkan untuk Rasendriya Nataazka dan Abdullah Husain di laga kontra Cipondoh Putra dan FU15FA.

Pradipta Arya Zidano (M'Private Soccer School)

Zidano jadi aktor utama titik serangan M'Private Soccer School yang kental aroma tinggi, salah satu pemain yang "enggan mengalah", begitu pede menggedor-gedor pintu gerbang tim lawan. Sumbang satu gol cepat ke gawang Indonesia Muda Utara, visi dan intuisi Zidano semakin menjanjikan sebagai senjata pemecah kebuntuan.

Fathur Rabani (GRT Sitanala)

Si gesit irit yang begitu licin menyelinap di sela-sela pertahanan tim lawan, agresif pula mencari ruang sehingga tidak cukup satu pemain untuk menghentikan laju Fathur. Striker tahan banting, tidak mudah patah arang meski kerapkali jadi buruan, cukup sukses melayani determinasi sang kolega, Asril Marzuki di tiap jengkal lini depan.

Pelatih:

Ketut Dana (Putra Agung)

Di tengah panasnya aroma persaingan menggapai tiket fase champions 16 Besar IJL U-9, Ketut dipaksa putar otak menjaga gairah anak-anak asuhnya yang dikenal sebagai tim kuda hitam, alhasil pada akhirnya tiket fase bergengsi mampu diraih. Pada satu sisi, Ketut juga semakin bisa membuktikan kalau tim asuhannya bukan hanya bergantung pada poros Aditya Roland dan Asyam Riffat Jazmi, "memarkir" keduanya lewat regulasi supersub saat laga big match kontra Maesa Cijantung ternyata bisa berbuah manis. Rotasi tiap lini selalu ia jaga dengan intensitas tinggi, alhasil gaya permainan Putra Agung makin sulit diraba tim lawan. Dua kemenangan dibawa pulang sebagai garansi tiket fase champions, kekalahan dari All Star Galapuri tidak mengurangi jerih-payah Ketut merawat aroma kolektivitas di atas lapangan.

Cadangan:

Kiper: M Dafian Pradana (All Star Galapuri)

Bek: Diya Afdin (Atlas FC), M Franka Alif (ASIOP), M Fathir Rabbani (GRT Sitanala), Ghazi Afkar (Putra Agung), Alzam Riyadin (Maesa Cijantung)

Gelandang: Raezer Muhammad Delmora (ASTAM), Asyam Riffat Jazmi (Putra Agung), Rasendriya Nataazka (Young Warrior), M Akbar Maalik (Serpong Jaya), Dava Raisyatama (Indonesia Muda Utara)

Penyerang: Arka Langit (Serpong Jaya), Vellyandru Antou (Maesa Cijantung), Haikael Isla (Alba FC), Fayyad Maulana Rafie (FU15FA), M Ariiq (M'Private Soccer School)