Perburuan Sepatu Emas, Rifal Diminta Terbang di Bawah Radar




IJL.Com- Mimpi Rifal menggenggam sepatu emas IJL Mayapada 2018 (U-11) semakin terbuka lebar. Pelatih SSB Sparta 1979, Indra Adi Gumelar meminta anak asuhnya itu tetap terbang di bawah radar.

Pelampiasan sempurna akan dikejar Sparta demi menutup perjuangan mereka di kompetisi IJL Mayapada 2018 dengan senyum manis. Akhir pekan nanti, Minggu (5/8) mereka akan berjuang kembali di babak semifinal plate-cup. Dari jadwal yang dirilis, jawara bertahan musim sebelumnya yakni Bhayangkara Tigaraksa FS akan jadi lawan tim asuhan Indra Adi Gumelar.

Butuh dua langkah lagi memang jika Sparta ingin menggantikan posisi BTFS. Jika mampu menyingkirkan The Police, tim yang bermarkas di Limo, Depok itu akan menghadapi tim antara Salfas Soccer atau Villa 2000 pada hari yang sama.

"Sampai sekarang persiapan sudah mencapai 90 persen, semoga bisa 100 persen di Minggu nanti. Sengaja saya bikin rileks dan happy selama menjalani latihan tim Rabu kemarin dan Jum'at ini. Yang paling penting anak-anak seumuran mereka bisa tampil fun hingga bisa berimbas positif ke atas lapangan," ucap Indra Adi.



Jika bicara peluang di depan mata, target Sparta sebenarnya tidak hanya soal membawa pulang trofi plate-cup saja. Seperti diketahui dari individu pemain, salah satu penggawa mereka yakni Rifal punya kesempatan besar menggondol gelar sepatu emas.

Rifal sendiri saat ini sudah menyarangkan 14 gol dari 12 laga. Di pekan sebelumnya ia sukses lima kali mencatatkan nama di papan skor. Terbilang kian produktif dimana hattrick ia getarkan ke gawang Gelora Poetra.

"Pertanyaan yang agak berat memang jika sudah membicarakan individu pemain, tapi yang jelas saya selalu bilang ke Rifal agar lebih mengutamakan keberhasilan tim dan dia paham hal tersebut," ujar Indra.





"Tapi jika Rifal pantas mendapatkan sepatu emas itu, ya kenapa tidak? Anggap saja sebuah bonus. Tapi saya lihat rival terdekat Rifal yaitu Habsy juga punya talenta sangat baik, harus diapresiasi persaingan keduanya. Pada intinya kita harus bisa menjaga aset-aset masa depan sepak bola Indonesia ini," ucap pria yang pernah berseragam PSIM Yogyakarta dan Persis Solo tersebut.



Adi memang menyadari saat ini Rifal adalah aset berharga milik Sparta dan juga mungkin untuk kompetisi IJL Mayapada 2018. Bukan sesuatu yang mudah memang dengan posisinya sebagai gelandang bertahan namun mampu meraih total 14 gol hingga bersaing di perebutan gelar top-skorer dengan pemain Putra Sejati, Muhammad Habsy.

Dari statistik gol yang dihasilkan oleh Rifal, mayoritas memang dihasilkan lewat sepakan jarak jauh. Posturnya yang terbilang proporsional pun cukup membantu dirinya berperan sebagai seorang jenderal lapangan. 

Sama seperti Habsy, kini ada sekitar dua laga (jika mampu lolos ke final plate-cup) sisa yang bisa digunakan Rifal untuk menggenapi mimpinya pulang ke Depok dengan raihan sepatu emas. Indra pun meyakini anak-anak Sparta lainnya akan berjuang penuh memenuhi misi gelandang bernomor punggung 38 itu.

Namun kembali, meminjam istilah legenda pemain Timnas Indonesia yakni Bambang Pamungkas, Rifal haruslah tetap terbang di bawah radar. Tidak terbang terlalu tinggi hingga menyentuh awan (besar kepala) dan selalu berpijak pada bumi (mampu mengontrol diri) akan jadi kunci pemain dengan julukan Si Bolang tersebut.

"Kebetulan ada dua pemain Sparta yang bermain di IJL musim sebelumnya yaitu Rizky Aditya dan tentunya Rifal, pengaruhnya terasa sekali 2018 ini. Rizky pemberi komando di lini belakang dan Rifal pegang kendali dari sektor tengah kemudian ada Al Fatih Eka Putra sebagai penyerang murni. Hasilnya positif, kita lihat Rifal sangat menikmati pertandingan terbukti dengan gol-golnya sepakan jarak jauh andalannya," beber Indra.



"Insya Allah, anak-anak Sparta akan melakukan hal-hal yang sama akhir pekan nanti, berjuang untuk membantu Rifal terus cetak gol hingga bisa meraih sepatu emas, mereka pasti akan turut senang juga. Tapi sekali lagi, kepentingan tim akan jauh lebih utama," tandas Indra.






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa