IJL.Com- Mimpi buruk masih terus menghantui skuat Salfas Soccer U-11 di kompetisi IJL Mayapada 2018. Sang pelatih, Chandra Mulyono mengakui dirinya harus banyak putar otak.
Satu menang, dua imbang dan lima kali menelan kekalahan jadi catatan sepak terjang Salfas Soccer U-11 di kompetisi IJL Mayapada 2018. Hasilnya, tim dengan jersey kebangaan warna kuning itu belum bisa beranjak dari dasar klasemen. Masih terjebak di posisi ke-11.
Selain banyak diisi wajah-wajah baru, masalah penyelesaian akhir di depan gawang lawan ditengarai masih jadi musuh utama tim asuhan Chandra Mulyono tersebut. Sosok pemain senior seperti Rafa Rafael pun disebut belum bisa terlalu ambil banyak peranan.
"75 persen materi pemain Salfas U-11 ini memang anak baru. Rafael memang punya pengalaman bermain di IJL musim sebelumnya tapi dia belum bisa jadi leader karena 2017 kemarin ia minim dapat kesempatan," tegas Chandra.
"Kompetisi IJL Mayapada 2018 ini ketat dan bagus sekali sayangnya jam terbang pemain Salfas Soccer U-11 belum terlalu mendukung juga," sambungnya.
Maka tak heran kalau Chandra mengakui saat ini dirinya banyak pekerjaan rumah bersama Salfas. Belum lagi di tengah tugasnya membesut tim Popda Kota Tangerang. Semakin lengkap pula tantangan untuk dirinya.
"Ya banyak pekerjaan rumah harus segera dikerjakan. Saya akui fokus saya terbelah dua antara Salfas Soccer dan Popda Kota Tangerang. Apalagi melatih Popda juga diberi target oleh Dispora. Kemarin baru pulang dari TC di Anyer. Lalu Sabtu (21/4) ada jadwal ujicoba," terang pelatih berusia 38 tahun itu.
Walau demikian, Chandra tak mau terlalu lama mengeluh. Baginya, semua proses tersebut adalah bagian dari resiko dirinya menjadi seorang pelatih.
Akhir pekan nanti, bisa jadi sejauh mana pekerjaan rumah yang tengah dikerjakan seorang Chandra. All Star Galapuri dan Pro: Direct Academy sudah menunggu mereka.
"Jadi pengalaman itu pasti, semoga akhir pekan dij IJL Mayapada 2018 nanti masalah finishing bisa terpecahkan dan permainan anak-anak berjalan sesuai rencana," ujar Chandra yang sudah gabung di Salfas Soccer sejak 2015 itu.
"Sebenarnya secara organisasi level permainan anak-anak terus meningkat tapi ya itu tadi saya tak pungkiri finishing kami bermasalah. Itu kendala paling besar, meski demikian saya berharap mereka bisa tetap tampil fun di atas lapangan," tandas pelatih kelahiran Sekayu, Sumatera Selatan tersebut.