IJL.Com- Sepak bola membuat Rafa Pratama Ardhinata percaya ada hari esok yang lebih cerah. Ucapan tulus ia layangkan untuk sang kakek.
Tegar. Ya, kata itu nampaknya sangat tepat untuk menggambarkan kekuatan hati seorang Rafa Pratama Ardhinata, penggawa Maesa Jakarta di kancah Indonesia Junior League U-11.
Di usia yang 11 Februari lalu menginjak 11 tahun, Rafa harus merayakan seorang diri. Seperti diketahui, ia sudah ditinggal wafat oleh kedua orangtuanya.
"Kalau papa itu wafat pas usia saya tiga tahun. Kalau mama waktu pandemi Covid-19 kemarin," jelas Rafa.
"Sekarang tinggal sama kakek dan nenek. Sama ada adik saya satu bareng kakak sepupu juga," tambah Rafa.
Namun Rafa enggan patah semangat. Sepak bola pula yang membuat dirinya percaya ada hari esok lebih cerah.
"Saya ikut SSB itu bisa dibilang baru, sekitar 2023. Ya sayang sekali mama ga sempat lihat saya main bola," ujar Rafa dengan nada lirih.
"Ikut SSB karena pertama karena lihat teman, sekarang dia main di Maesa U-15 namanya Ar'Rashyid. Terus bilang ke kakek dan akhirnya diberi izin," sambung Rafa.
Ya, peran sang kakek diakui Rafa sangat besar sehingga membuat dirinya tetap tegar. Meskipun ada rasa rindu tak terbendung kerap membuat air matanya berlinang, pemilik nomor punggung delapan tersebut enggan terlalu lama diselimuti kesedihan.
Bahkan ada segenggam mimpi sudah ia siapkan untuk sang kakek. Ya, senyum itu harus dijemput.
"Biasanya kalau kangen sama mama, minta anterin sama kakek buat ke makam," ujar Rafa.
"Ya kalau ga ada kakek juga ga mungkin saya bisa main di IJL. Semoga nanti bisa kasih gol buat kakek supaya bisa bikin kakek tersenyum," tandas Rafa.