Ragunan United: Manifesto No Leader Just Together




IJL.Com- Asas kekeluargaan dengan sistem gotong royong menjadi titik pondasi lahirnya Ragunan United. Rumah sederhana sekawanan singa yang belajar mengaum untuk disegani.

Maret menjadi bulan yang terbilang sakral untuk keluarga besar Ragunan United. Pasalnya, ada rekam monumental terlukis manakala 'The Baby Lions' resmi brojol ke dalam kancah pembinaan sepak bola usia dini Indonesia.

2021 ini, Ragunan United genap berusia empat tahun. Berawal dari titik pondasi bernama gotong royong, rumah itu terbentuk dengan alasan sederhana.

"Kalau bicara tanggal, sebenarnya Ragunan United berdiri pada 30 Desember, istilahnya ada rapat dan kesepakatan bersama terucap saat itu oleh 14 orang pendiri dari orangtua pemain kelahiran 2007. Namun resmi diproklamirkan bulan Maret lewat sebuah ajang festival yang kami gelar," ujar Agusnani, salah satu pengurus Ragunan United.



"Ragunan United lahir karena berangkat dari hati nurani dan gotong-royong. Dari kita untuk kita. Tujuannya juga tak bisa lepas ingin mencari talenta-talenta terbaik pesepak bola usia dini Indonesia. Sejauh ini total anak didik mencapai sekitar 50 orang," sambung Nani seraya tersenyum.



Tujuan itu sejatinya tergambar dalam logo Ragunan United. Hewan buas seperti singa dipilih yang jika dikuras lebih dalam tertuang makna filosofis di dalamnya.

Ibarat Simba (tokoh film kartun garapan Disney) yang sedang belajar mengaum, Ragunan United bahkan rela menunggu sampai dua tahun untuk terjun di rimba persaingan Indonesia Junior League. Ya, bukan singa namanya jika cuma "jago kandang".

"Pemilihan logo sifatnya spontan saja. Sesuatu hal yang identik dengan Ragunan dimana lebih dikenal karena Kebun Binatang ya langsung terlintas singa. Ga sampai semedi berbulan-bulan ko', ungkap Nani seraya tertawa lebar.



"Empat tahun masih seumur jagung, istilahnya bayi yang baru selesai belajar merangkak. Tapi setidaknya kami berharap anak-anak Ragunan United nantinya bisa menjadi seperti singa yang disegani lawan-lawannya," tambah Nani.





Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing membuat rumah sekawanan singa masih kokoh berdiri sampai detik ini. Dinamika gejolak pembinaan sepak bola usia dini yang datang silih berganti mau tak mau dihadapi bagai musim pancaroba. 

Nani memang berungkali menegaskan, tanpa ada pondasi gotong royong, mustahil rasanya 'The Baby Lions' lahir. No leader, just together ibarat sebuah manifesto.

"Ya betul, Ragunan United bisa dibilang lebih dari sekadar sekolah sepak bola tapi rumah karena kami disini adalah keluarga. Semua keluh kesah tak jarang tertumpah dan alhamdullilah bisa dilewati bersama layaknya keluarga," ujar Nani.



"Ragunan United tidak punya pemilik tunggal yang sah, karena yang seperti tadi saya bilang kami dilahirkan karena dari kita, oleh kita dan untuk kita, semua merasa memiliki dan selalu menjaga. Jadi kalau ada yang mau beli Ragunan United pasti bingung mau hubungi siapa dan nominalnya juga tak ternilai," tegas Nani.



Di tabel klasemen akhir babak penyisihan Grup B Sensation IJL U-9, Ragunan United bertengger di peringkat ke-13 Grup B. Dari 16 laga, ada catatan empat menang, empat imbang dan delapan kalah dikantongi tim besutan Muhammad Yakub tersebut.

Meski tidak lolos ke fase Champions 16 Besar IJL U-9, Ragunan United akan melanjutkan kiprahnya di babak Plate sebagai panggung untuk kembali tebar pesona. Bintang Erik Firmansyah dan kawan-kawan tergabung di Grup B bersama BMIFA, Putera Utama Tambun, Putra Jaya dan Serang City Soccer guna bersaing memperebutkan dua tiket perempatfinal.


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa