Rakha Aditya: Dari Mendiang Choirul Huda hingga Guillermo Ochoa




IJL.Com- Wafatnya kiper legendaris Persela Lamongan, Choirul Huda jadi trigger Rakha Aditya berdiri di bawah mistar gawang. Jauh-jauh ke Meksiko demi gaya rambut kribo.

15 Oktober 2017 awan gelap menyelimuti sepak bola Indonesia. Dunia kulit bundar Tanah Air harus merelakan kepergian salah satu penjaga gawang terbaiknya asal Persela Lamongan, Choirul Huda.

Huda wafat setelah mengalami benturan dengan rekan setimnya sendiri, Ramon Rodrigues di laga Persela versus Semen Padang dalam ajang Liga 1. Berniat menjemput si kulit bundar guna memutus arus serangan balik tim lawan, namun apa daya rahangnya justru terhantam lutut dari sang kolega yang juga sedang berniat memotong alur bola.

Detik demi detik hembusan nafas terakhir 'One Man One Club' (julukan Huda) masih terekam jelas dalam ingatan penjaga gawang Indonesia Eagles U-13, Rakha Aditya Wardana. Patah tumbuh hilang berganti, trigger terbentuk.

"Saya memilih untuk menjadi penjaga gawang karena mendiang Choirul Huda," ujar Rakha.



"Saya kebetulan nonton laga Persela melawan Semen Padang di televisi. Setelah mendengar kabar Huda wafat, saya langsung terpikir untuk menjadi penggantinya," tegas Rakha.



Tidak ada rasa trauma menghinggapi Rakha meski ia sadar menjadi seorang penjaga gawang lebih banyak pahit daripada manisnya. Tekad untuk menggantikan mendiang Huda bisa dibilang sudah kadung bulat.

Itu juga yang membuat Rakha betah dengan gaya rambut kribonya. Bukan karena Giring Ganesha (eks vokalis Nidji) atau Achmad Albar (personel God Bless), nama penjaga gawang Timnas Meksiko, Guillermo Ochoa ia sebut.

"Gaya rambut kribo ini karena saya terinspirasi dengan Ochoa. Kebetulan orangtua juga mendukung saja, ya maklum selama pandemi kan sekolahnya sedang online," ujar Rakha tak kuasa menahan tawa.



"Tapi nanti kalau sudah sekolah normal lagi pasti saya potong, daripada dicukur sama kepala sekolah kan. Ini juga kalau sedang ada google meet tugas sekolah kadang dapat teguran juga. Jadi mau puas-puasin dulu deh," sambung penjaga gawang kelahiran 21 Januari 2008 itu seraya tersenyum lebar.



Gara-gara rambut kribo itu pula Rakha jadi "the most wanted" dari mata lensa fotografer IJL. Ya, posisi garda terakhir tak lantas membuat ia luput dari silau jepretan kamera.

Alih-alih kegerahan, Rakha justru seperti mendapat energi tambahan. Tak sekadar numpang gaya, performa apik semakin mempertegas ciri khasnya.

"Rambut kribo ini seperti menjadi obat percaya diri juga bagi saya saat sedang berada di atas lapangan," ujar Rakha.



"Ya kadang sering diusuli juga sama rekan setim, paling hobi mereka pegang-pegang rambut saya. Ada yang bilang bagus, ada yang bilang unik, tapi sekarang sudah terbiasa biar menjadi ciri khas," tandas Rakha.

 


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa