IJL.Com- Meskipun performanya masuk dalam kategori konsisten, hal tersebut tidak membuat palang pintu Brazilian SS LFA U-13, Ranendra Nazriel lupa berkaca. Bagai peribahasa, tak ada gading yang tak retak.
BSS LFA beruntung punya sisi permainan yang kolektif selama berlaga di babak penyisihan grup Indonesia Junior League U-13. Tak ayal, tiket 8 Besar dengan gagah dikantongi tim asal Tambun, Bekasi, tersebut.
Salah satu pemain yang performanya dinilai konsisten dari awal musim adalah Ranendra Nazriel. Perannya sebagai palang pintu bisa dibilang yang terbaik di kelasnya.
"Saya jadi bek karena menuruti keinginan ayah. Tapi saya sudah nyaman juga jadi menikmati," jelas Ranendra.
"Pertama kali ikut IJL musim ini. Jadi tambah banyak pengalaman. Ada banyak nilai positif terutama dari sisi permainan yang saya ambil," tambahnya lagi.
Meskipun layak mendapat pujian, Ranendra sadar tak ada gunanya untuk besar kepala. Banyak berkaca jadi solusinya.
"Saya sendiri sebenarnya masih sering main agak grasak-grusuk. Itu kekurangan yang ingin terus saya perbaiki," jelas Ranendra.
"Bek harus punya visi bermain juga. Kalau level lokal, ya seperti Rizky Ridho lah," tambah Ranendra lagi.
Ya, cara Rizky Ridho membaca situasi permainan menjadi inspirasi Ranendra. Apalagi Ranendra termasuk bek yang kerap maju ke depan saat BSS LFA mendapat kesempatan lewat bola mati.
Satu gol sudah pernah diceploskan Ranendra saat BSS LFA jumpa Indonesia Muda Utara. Bukan tidak mungkin akhir pekan ini giliran jala gawang Jatira Raharja Sukabumi ia robek melalui sundulan kepalanya lagi.
"Oh iya itu salah satu momen yang sulit saya lupakan karena pertama kali bikin gol di IJL meskipun memang permainan kami saat itu kurang baik," tegas Ranendra.
"Tapi justru dari situ kami sadar harus makin giat berlatih. Semuanya berangkat dari latihan," tandas Ranendra.