Roni Partaja: Selami Laws of the Game, Berani Belajar Meniup Peluit




IJL.Com- Guna memahami lebih dalam sendi-sendi Laws of the Game, staf pelatih Stoni Indonesia dan Prima Soccer School, Roni Partaja tak ragu menyelami dunia perwasitan. Menjembatani riuh-rendah atmosfer pertandingan dari kacamata juru adil. 

Disaat rekan-rekan sejawatnya berlomba-lomba mengejar lisensi kepelatihan, langkah berbeda dilakukan Roni Partaja. Menjadi seorang penggiat sepak bola usia dini sebagai seorang pelatih kiper ternyata belum cukup untuk pria berdarah Minang tersebut. 

Menyelami dunia perwasitan ditekuni Roni. Bagi dirinya, memahami sendi-sendi Laws of the Game adalah salah pilar utama sistem pembinaan sepak bola usia dini. 

"Tidak ada alasan khusus sebenarnya. Selagi masih muda, ada kesempatan dan peluang juga, makanya ambil kursus lisensi wasit C3," ujar Roni. 



"Bagi seorang pelatih, memahami Laws of the Game tidak kalah penting. Dunia sepak bola itu berkembang dan menarik," seru Roni. 





Roni sendiri mengakui, menjadi seorang juru adil tidak semudah yang dibayangkan. Riuh-rendah atmosfer pertandingan tak jarang berbuah hujan tekanan. Dituduh jadi "kambing hitam" bak konsekuensi. Namun kembali, Laws of the Game jadi pegangan juga pijakan.

Apalagi di level sepak bola usia dini, wasit layaknya agen edukasi. Poin demi poin mulai dikantongi Roni, caranya sebagai pelatih menyikapi keputusan kini punya pandangan makin luas. 

"Saya jadi bisa paham dan memahami apa itu artinya Laws of the Game, apalagi sekarang tiap tiga bulan sekali ada upgrade ilmu dari komite wasit PSSI. Maaf kata dan harus saya akui, sekarang banyak pelatih yang modal teriak-teriak saja tanpa mengerti apa poin-poin aturan pertandingan yang semestinya," tutur Roni yang berhasil mengantarkan Prima Soccer School lolos ke babak perempatfinal IJL U-13. 



"Saya mulai mengalami bagaimana ketika menjadi wasit dan sudah masuk dalam arena pertandingan, auranya begitu jauh berbeda. Kami dituntut fokus, tak jarang hilang konsentrasi, wajar namanya manusia. Jadi sadar, sebagai pelatih tak sepatutnya mengeluarkan amarah jika hal itu terjadi. Bagaimana cara bersikap, khususnya di sepak bola usia dini sudah pasti akan ditiru anak-anak didiknya," tambah Roni yang pada 2005 pernah memperkuat PSPS Pekanbaru U-21. 





Sudah barang tentu, saat memimpin sebuah pertandingan, Roni punya sosok panutan. Ia mengaku terinspirasi dengan wasit kenamaan asal Inggris, Howard Webb. 

"Dia (Howard Webb) punya kewibawaan dan ketegasan. Ada aura yang keluar sehingga membuat pemain segan. Meski memang sekali lagi, wasit tak pernah luput dari kesalahan tapi saya lihat bagaimana caranya memimpin sebuah pertandingan," tegas Roni. 



"Kalau level lokal ada wasit termuda dari Indonesia yang punya lisensi FIFA yaitu Aprisman Aranda. Untuk yang satu ini alasannya sederhana, karena kami sama-sama berasal dari Sumatera Barat," tambah Roni tak kuasa menahan tawa. 


Niat Roni untuk berbagi edukasi dari ruang berbeda pun mendapat dukungan dari manajemen dan jajaran staf pelatih Stoni dan Prima Soccer School. Setidaknya, dua tim tersebut beruntung punya tenaga pendidik yang mau melek Laws of the Game. 

"Mereka begitu mendukung dan tentunya sangat respect. Intinya ya tadi itu, bisa lebih dapat upgrade Laws of the Game karena semua kembali ke nilai edukasi," tandas Roni yang juga memiliki gelar sarjana hukum. 



Jenjang karir untuk sampai menjadi wasit profesional pun butuh proses panjang. Di Indonesia misalnya, ada tiga tahapan yaitu mengambil lisensi C3 yang digelar di tingkat PSSI Kabupaten/Kota. Satu tahun setelahnya atau dinilai sudah memimpin 12 pertandingan di bawah pemantaun Askab/Askot, baru boleh melanjutkan ke jenjang pendidikan C2 yang digelar Asosiasi Provinsi PSSI.

Jika sudah mengantongi lisensi C2, seorang wasit baru boleh diizinkan memandu pertandingan di tingkat Provinsi, Porprov, Popda dan Porda. Bila semua syarat sudah dipenuhi, dua tahun berselang jika ingin memimpin pertandingan dengan skala nasional maka kursus lisensi C1 harus dijalani. Tidak sampai disitu, untuk menjadi juru adil di liga kasta tertinggi seperti Liga 1 & 2, tiap wasit akan dilihat terlebih dahulu rekam jejaknya serta diwajibkan lolos tes penyegaran sebelum kompetisi dimulai.


  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa