IJL.Com- Datang ke babak play-off champions 12 Besar (U-9) dengan status juara Grup A Phenomenon mau tidak mau membuat ASIOP Apacinti jadi salah satu tim unggulan. Namun jangan lupakan sepak terjang dua kuda hitam, FU15FA Bina Sentra dan Abstrax Football Academy di atas lapangan akhir pekan nanti. Mutiara dari Senayan tengah dalam bahaya.
Grup 1 babak play-off champions 12 Besar bisa dibilang sebagai ajang pembuktian untuk anak-anak ASIOP. Seperti diketahui, mereka mampu lolos ke "fase kritis" dengan label sebagai juara Grup A Phenomenon lewat raihan 38 poin dari 10 laga. Belum lagi dengan catatan memasukkan 27 gol dan hanya kemasukkan lima. Terbilang apik memang.
Namun, alangkah baiknya ASIOP agak sedikit lebih membumi dari sekarang. Di babak play-off nanti, lawan tangguh sudah menunggu mereka di atas lapangan. Ya siapa lagi kalau bukan dua tim kuda hitam dari Grup B Sensation, FU15FA Bina Sentra dan Abstrax FA.
Baik FU15FA Bina Sentra dan Abstrax FA memang tidak segagah ASIOP saat di babak penyisihan grup. Firman Utina Boys misalnya, mereka jadi tim yang paling kering dalam soal mengoyak jala gawang lawan ( empat gol) dari 10 laga. Abstrax pun demikian, inkonstensi masih jadi PR besar tim asuhan Arip Rahmat Jaelani tersebut. Bisa dibilang mereka sangat bergantung pada agresivitas satu-dua pemain andalannya.
Kali ini IJL.Com, akan coba mengulas kekuatan lini per lini dari masing-masing tim di Grup 1. Berikut analisanya:
ASIOP Apacinti
Lini belakang ASIOP memang paling banyak mendapat sorotan. Adalah Ali Putra Kaabah sang penjaga gawang yang jadi penyebabnya. Sudah tiga kali dirinya masuk dalam jajaran formasi pemain terbaik IJL Mayapada 2018 tiap pekannya. Catatan statistik juga membuktikan Ali jadi kiper yang paling perkasa saat melakukan duel satu lawan satu dengan lawan. Butuh banyak kesabaran ekstra memang untuk menaklukan bocah kelahiran Jakarta, 7 Januari 2009 tersebut.
Seperti yang sudah diberitakan, ASIOP jadi tim yang paling rajin mencatatkan nama di papan skor pada babak penyisihan Grup A Phenomenon. Dalam hal ini, motor serangan mereka yaitu Nayaka Aryasatya Herryadi harus diakui adalah titik sentral permainan Mutiara dari Senayan. Bukti paling sahih ada torehan tujuh gol yang sudah dicetak pemain bernomor punggung delapan tersebut.
Beruntungnya bagi Nayaka, ia punya partner tak kalah hebatnya dalam diri Greyfaldi Abdul Manan dan Meldo Febransyah. Kecepatan Grey dan Meldo menyisir sisi flank memang bisa dibilang paling baik selama gelaran kompetisi IJL Mayapada 2018 berjalan, keduanya tidak hanya tancap gas namun juga cepat ambil keputusan. Alhasil banyak assist berasal dari kaki mereka berdua.
Cukup sampai disitu? Nyatanya tidak, ASIOP punya stok gelandang haus gol yang bisa meledak kapan saja. Tentu kita masih ingat nama-nama Keiran Mandira Nasution, Demas Haryo Damarino, Zafran Fadhilah Mukti Siswadhi ataupun legiun asing mereka, Noah Granell Olius. Pada intinya, Mutiara dari Senayan punya banyak kaki untuk membuat jala gawang lawan-lawan mereka bergetar.
FU15FA Bina Sentra
Hanya memasukkan empat gol selama babak penyisihan grup bisa jadi membuat FU15FA Bina Sentra dipandang sebelah mata. Namun tidak ada alasan Firman Utina Boys untuk ciut nyali, pasalnya di sektor pertahanan mereka pantas menepuk dada. Ya kalau ASIOP punya Ali maka FU15FA ada sang penjaga gawang bertubuh besar yang tak lain adalah Gibran Rajendra Taraka.
Gibran bisa jadi garansi nyamannya anak-anak FU15FA Bina Sentra dalam bermain. Penempatan posisi yang aduhai ditambah mental kelas wahid membuat fans berat Persebaya Surabaya itu diprediksi bisa jadi sosok pahlawan Firman Utina Boys di babak play-off. Mau tahu kehebatan Gibran? Coba saja tanyakan pada barisan pemain CISS Soccer Skill.
Sebenarnya bukan hanya Gibran saja yang membuat benteng FU15FA Bina Sentra sulit ditembus. IJL.Com mencatat ada pemain yang tidak boleh terlewatkan yaitu Muhammad Rangga Haris Pratama. Punya postur badan 131 cm memang membuat Rangga cukup berpotensi mengikat pergerakan setiap lawannya. Menarik ditunggu kala ia berduel dengan pemain-pemain berskill tinggi seperti Nayaka Aryasatya (ASIOP Apacinti) ataupun Arigo Juneville Fabiano (Abstrax FA).
Bergesar ke depan, ketajaman di depan gawang memang membuat kantong pelatih FU15FA dipenuhi catatan evaluasi. Namun rasanya melihat gaya permainan salah satu pemain mereka yakni Asril Marzuki, rasa khawatir itu perlahan ingin terus diobati. Pemain bernomor punggung 20 itu memang selalu jadi pelipur lara di balik sepinya gol Firman Utina Boys. Asril bisa tampil menjanjikan, jangan lupakan kejeliannya dalam eksekusi tendangan bebas.
Abstrax FA
Dirham Bornin Ramadhan. Nama ini memang praktis tenggelam saat babak penyisihan grup lalu. Padahal kontribusinya terbilang cukup maksimal di bawah mistar gawang. Namun harus diakui kehadiran bek sekelas Arigo Juneville Fabiano membuat tugas Dirham terasa lebih mudah.
Arigo tentu tidak bisa dikesampingkan di balik kesuksesan Abstrax FA melaju ke babak play-off champions 12 Besar. Empat gol dengan posisi sebagai seorang bek memang membuat pemain berambut cepak itu pantas jadi pusat perhatian. Selalu siap berlari kemanapun arah datangnya bola, punya stamina di atas rekan-rekan seusianya. Bisa disebut, Arigo adalah "pemain ke-10" untuk Abstrax FA saat sudah di atas lapangan.
Namun disinilah kekhawatiran itu muncul, ya No Arigo No Party. Sekali saja ia absen maka Abstrax FA seperti lesu darah terutama dalam hal skema tendangan bebas. Bagaimana tidak, lini belakanng dan tengah memang seakan jadi jatah Arigo. Ia jadi pemain paling sibuk saat ada keuntungan bola mati. Hasilnya tak jarang gol Abstrax FA banyak tercipta.
Namun selalu ada hikmah di balik semuanya, sesekali serangan sporadis Abstrax FA justru jadi gaya permainan yang siap tebar ancaman. Ada bukti Muhammad Bintang Arkyas, Masdaffa Joko Setiono menemukan gairahnya agar tak kalah dari Arigo dalam urusan mencetak gol. Beberapa laga terakhir, Muhammad Syafiq Gunawan bahkan tak berhenti meroket. Ada bukti dengan torehan lima gol yang diciptakan Syafiq tentu bisa membuat bek ASIOP dan FU15FA berdegup kencang.