SSJ Kota Bogor: Berdiri Sama Tinggi, Duduk Sama Rendah




IJL.Com- Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah nampaknya menjadi peribahasa yang paling tepat untuk menggambarkan loyalitas barisan "pemandu sorak" SSJ Kota Bogor U-11. Seragam dari gaya berpakaian sampai urusan perut.

Tidak sulit untuk mencari dimana keberadaan suporter SSJ Kota Bogor saat mendampingi tim kebanggaannya berlaga di kancah Indonesia Junior League U-11. Gaya berpakaian yang cenderung sama membuat mereka tampil beda atau lebih tepatnya mencolok mata.

Warna kuning keemasan menjadi identitas tersendiri dari pinggir lapangan. Totalitas itu tak memudar hanya gegara perkara jarak dan waktu.

"Perjuangan anak-anak untuk sampai ke arena IJL sangat tidak mudah. Jadi ya apalagi yang bisa kami lakukan selain mendukung mereka tanpa henti. Insya Allah, harus selalu siap," ujar salah seorang suporter SSJ Kota Bogor, Fitry Sofyan.



"Jarak dari Bogor ke Tangerang Selatan itu kan cukup jauh ya, jadi benar-benar banyak hal yang harus dipikirkan untuk anak-anak dan tim suporter. Terutama masalah perut, jangan jadi sampai sakit-sakitan di masa pandemi ini ya," ujar Fitry seraya melempar tawa.





Fitry mengatakan, barisan pemandu sorak SSJ Kota Bogor tahu betul akan pentingnya makna 'men sana in corpore sano'. Sebermula dari urusan perut, genaplah sudah peribahasa yang berbunyi 'duduk sama tinggi, berdiri sama rendah'.

Kompetisi IJL disulap menjadi arena piknik oleh loyalis SSJ Kota Bogor. Tidak heran, mereka tak pernah kehabisan tenaga membakar daya tempur putra-putra kebanggaannya.

"Menu yang kami bawa untuk menemani anak-anak saat berlaga biasanya beragam. Tapi paling suka sih yang paling sering mereka minta itu seperti nasi padang, mie bakso, soto ayam ditambah buah-buahan seperti pisang, semangka sama tidak lupa hidangan pendamping seperti roti, puding sama susu," jelas Fitry.

"Nah kalau orangtuanya sih apa saja pasti dimakan. Paling favorit itu liwetan ditambah semur jengkol. Ujungnya, bonus tambahan seperti berasa piknik ya," tambah ibu dari Ghazan Hiro Rahbani itu tak kuasa menahan tawa.





Ya, pandemi Covid-19 yang masih "menghantui" tidak lantas membuat barisan pemandu sorak SSJ Kota Bogor jadi irit suara. Protokol kesehatan tetap jadi pegangan, empat sehat lima sempurna kudu ditegakkan.

Bukan suporter SSJ Kota Bogor jika terlalu adem-anyem apalagi sampai jaim (jaga image). Ikut larut dalam atmosfer pertandingan, berjalan lurus dalam koridor fair-play.

Disaat Alfatir dan kawan-kawan tengah dalam keadaan menekan ataupun tertekan, suara bersahut-sahutan bak ombak yang memecah batu karang di tengah lautan. Papan skor itu urusan belakangan.

Fitry dan rekan-rekannya meyakini saat ini pemain SSJ Kota Bogor tengah memetik proses dari pahit-manis arti menang dan kalah. Karena itu tak ada istilah memaksakan kehendak ataupun sampai berniat mabuk euforia kemenangan.

"Betul sekali, pemain dan suporter bisa bergembira bersama-sama menikmati atmosfer kompetisi IJL. Sekarang anak-anak sedang berproses bagaimana dan cara bermain bola yang baik dan benar," ujar putri dari almarhum pemain legendaris Timnas Indonesia dan Persija Jakarta, Sofyan Hadi itu.



"Suasana pertandingan IJL yang pasti selalu bikin kangen. Termasuk komentator pertandingan yang begitu bagus membangun dan memotivasi anak-anak supaya menjadi pesepak bola yang baik tanpa membedakan tim SSB itu ada di peringkat atas ataupun bawah," pungkas Fitry seraya tersenyum lebar.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa