IJL.Com- Soal peluang lolos ke fase champions 16 Besar, Stoni Indonesia U-11 mencoba untuk bersikap realistis. Mimpi itu sudah jauh diterbangkan.
Pintu gerbang fase champions 16 Besar masih terbuka untuk anak-anak Stoni. Tabungan tiga laga tersisa di babak penyisihan Grup Phenomenon harus dimaksimalkan dengan torehan poin penuh jika ingin melaju ke babak bergengsi sembari berharap seteru terdekatnya seperti B24HABS dan D'Joe FC terpleset.
Saat ini Stoni sendiri punya rekening tabungan 28 poin, berselisih tujuh angka dari D'Joe yang berdiri di peringkat kedelapan klasemen sementara sebagai batas terakhir pemegang tiket fase champions 16 Besar. Terdengar mission impossible memang tapi tidak ada salahnya berjuang sembari berdoa penuh harap.
Menariknya Stoni akan bentrok dengan D'Joe pada akhir pekan nanti. Selain itu, mereka juga harus siap menjajal ASIOP yang tengah on-fire.
Semakin menarik karena Stoni Brazilian kedapatan berjodoh dengan Brazilian Soccer School dalam laga bertajuk Derby Bekasi. Praktis, akhir pekan nanti dirasa akan begitu jauh lebih melelahkan untuk anak asuh Christian "Beko" Bekatal.
"Persiapannya seperti biasa, tetap latihan rutin, tapi karena Minggu ini kami main tiga kali maka saya coba tambah fisik anak-anak disamping terus mengasah penyelesaian akhir. Sebenarnya untuk penguasaan bola di ukuran pemain usia 10 tahun, mereka ini sudah cukup bagus. Ya mudah-mudahan semangat saat kemarin di latihan bisa menyambung ke pertandingan," ujar Beko.
"Intinya kami akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk meraih poin, Insya Allah," tambahnya lagi.
Beko sendiri memang mencoba realistis perihal peluang anak asuhnya menembus gerbang fase champions 16 Besar. Di satu sisi, bak menyusun kepingan mimpi, ada sebuah target jangka panjang dibidik.
"Memang, masih terbukanya peluang ke fase champions 16 Besar jadi tambahan motivasi untuk anak-anak tapi apapun hasilnya besok saya rasa prestasi Stoni di IJL musim ini sudah cukup oke karena saya lagi bangun tim untuk 2020," tegas Beko.
"Tahun depan saya yakin Stoni bisa mimpi juara IJL," sambung Beko.
Nama Muhammad Athar diyakini akan tetap jadi sosok pembeda di tengah agenda mission impossible Stoni. Beko sendiri tidak menyangkal kalau ada kesan tim asuhannya begitu bergantung penuh pada agresivitas penyerang yang dinilai cukup mahir menyisir pertahanan tim lawan dari sisi sayap dan cerdik mencari ruang tembak tersebut.
Faktanya 11 gol yang dicetak Stoni, sembilan diantaranya berasal dari kaki Athar. Tak heran memang penyerang bernomor punggung delapan itu punya "nilai jual mahal".
"Kalau Juventus punya Cristiano Ronaldo, maka Stoni punya Muhammad Athar," tegas Beko seraya tersenyum lebar.