IJL.Com- Secara postur, Syauqi Fadhil Zhafran memang terlihat lebih mini dibanding rekan-rekan setimnya. Meski demikian, ia bukanlah "anak bawang" di skuat Pro: Direct Academy U-11.
Skuat gemuk PDA U-11 di gelaran kompetisi IJL Mayapada 2018 mulai menghasilkan buah manis. Dari 20 pemain yang didaftarkan ternyata cukup memudahkan sang pelatih, Imam Ibnu Aqil untuk melakukan rotasi pemain. Catatan delapan menang dan dua kalah membuat mereka sementara bertengger di puncak klasemen Grup B Sensation.
Salah satu yang mendapat berkah dari rotasi pemain tersebut adalah Syauqi Fadhil Zhafran. Perlahan tapi pasti, jatah starting line-up mulai diberikan kepadanya. Satu gol apik pernah ditorehkan ke gawang Villa 2000 di tengah guyuran hujan deras Lapangan Puspiptek.
"IJL Mayapada ini jadi debut untuk Syauqi. Dia baru bergabung di PDA sejak enam bulan yang lalu," ujar Imam.
"Dari semua anak yang kami daftarkan, saya selalu utamakan kebutuhan tim jadi tidak ada istilah inti atau cadangan termasuk untuk Syauqi. Toh regulasi pergantian pemain di IJL Mayapada memang sangat mendukung kami melakukan hal tersebut," ungkapnya.
Tapi memang harus diakui, manakala diberi kesempatan, semangat menggebu-gebu sangat terpancar jelas dari seorang Syauqi. Karakternya baik di dalam dan luar lapangan pun membuat Imam tak ragu angkat topi.
"Dia ini anaknya santun, terlihat tidak bisa diam bukan karena bandel tapi memang punya karakter pantang menyerah," jelas juru taktik asal Tegal tersebut.
Meski bukan seorang pencetak gol ulung layaknya Fabian Yafa ataupun Lui George, karakter Syauqi memang dirasa sangat melengkapi kebutuhan strategi Imam. Postur tubuhnya yang terbilang mini justru membuat permainan PDA U-11 kian menjadi-jadi.
Ya, di IJL Mayapada 2018, PDA U-11 kerap menurunkan formasi tiga penyerang sejajar alias skema tridente. Urusan menyisir sayap jadi jatah untuk Syauqi.
Hasilnya pun sangat mujarab, pemain dengan nomor punggung 15 itu terbilang sulit ditaklukkan bermodal nyali besar, cepat ambil keputusan dan gesit di atas lapangan. Syauqi memang sangat licin untuk ditangkap hingga memanjakan kolega-koleganya untuk semakin mudah membuka ruang.
"Tiga penyerang kami gelar secara situasional saja. Tapi Syauqi memang punya akselerasi sangat bagus dan paham dengan posisinya di atas lapangan baik dalam keadaan menyerang ataupun bertahan, transisinya baik sekali," terang salah satu pelatih IJL All Stars 2017 itu.
"Jangan lupa, karakternya yang pantang menyerah menunjang itu semua," sambung Imam.
Tidak salah memang Imam melemparkan pujian untuk Syauqi. Kontribusinya kian terasa, jelas tidak ada label "anak bawang" untuk dirinya meski terbilang baru bergabung di PDA.
"Syauqi bukan anak bawang, tidak ada istilah tersebut di PDA. Semua pemain punya keunikan masing-masing. Kalau bisa beri nilai, ada 8,5 untuk Syauqi," tandas lulusan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta itu seraya tersenyum.