Tekuk M'Private, GRTS Cukup Tahu Diri




IJL.Com- Arsitek GRT Sitanala U-13, Heri Santoso membongkar resep kemenangan tim asuhannya atas M'Private Soccer School. Ramuan di lini tengah pegang peranan krusial.

GRTS sudah siuman. Setelah ditekuk Sparta pada laga sebelumnya, tim asal Kota Tangerang tersebut mampu bangkit pada partai pekan kelima Indonesia Junior League U-13 yang digelar Sabtu (3/10).

Tidak main-main, sang jawara bertahan yakni M'Private Soccer School jadi batu loncatan. GRTS unggul dengan skor tipis 1-0.

Heri Santoso, arsitek GRTS U-13 membongkar resep kemenangan anak-anak tim asuhannya. Ia mengatakan semuanya bermula dari perebutan dominasi di sektor lini tengah.

"Kunci utamanya adalah kami bermain dengan terus menekan mereka di lapangan tengah dan melepaskan pressing ketat," ungkap Heri.

"Perang di lini tengah jadi pijakan awal," sambung Heri lagi.



Faktanya di atas lapangan GRTS memang tidak membiarkan game-maker M'Private, Muhammad Faris Fadillah untuk "bernafas". Kebetulan, sutradara lini tengah GRTS, Gahral Zhafiq kembali lagi pada performa terbaiknya.

Ujungnya, pergerakan liar Muhammad Habsy berujung kepanikan di benteng pertahanan M'Private. Praktis, Muhammad Hadad yang notabenenya adalah seorang bek bisa merangsek sampai ke sektor depan untuk mengubah papan skor usai memanfaatkan assist matang Habsy.

"Lini tengah melancarkan pressing ketat disokong kedisiplinan lini belakang sehingga aliran bola M'Private bisa kami hambat," ujar Heri lagi.



Meski demikian, Heri menyadari GRTS bukannya bermain tanpa celah. Menurutnya, endurance Gahral dan kawan-kawan masih sering kedodoran.

"Kondisi lapangan yang tergenang air memaksa fisik dan kecerdasan harus bekerja lebih ekstra kerja keras seiringan. Dalam keadaan tersebut pemain harus dituntut bisa lebih cerdas, itu yang jadi PR besar kami berkaca dari laga kemarin," jelas Heri lagi.




Suntikan poin penuh membuat GRTS kembali meramaikan papan atas klasemen Grup A Phenomenon. Sementara ini, Habsy dan kawan-kawan bertengger di peringkat keempat dengan raihan sembilan poin dari tiga laga.

"Grup A Phenomenon banyak diisi tim-tim besar, mereka lebih kenal atmosfer IJL dibanding kami," ujar Heri.

"Sebagai pendatang baru, GRTS cukup tahu diri. Di kompetisi sekelas IJL, selain skill menurut saya pengalaman adalah guru terbaik," tandas Heri seraya tersenyum.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa