Tezar Briantama Tidak Bisa Menahan Air Mata


IJL.Com- Air mata kapten IJL Elite, Muhammad Tezar Briantama jatuh membanjiri rumput Stadion Likas. Tersedu-sedu diselimuti sang saka Merah-Putih.

Sabtu, 20 Juli 2019, Lapangan Nirwana Park Sawangan. Kaki Tezar Briantama serasa berat meninggalkan arena rumput hijau begitu wasit meniupkan bunyi peluit panjang. Hatinya teriris perih, air mata deras mengalir membasahi wajahnya yang masih segar dibanjiri peluh keringat.

Saat itu Tezar memang harus rela ASIOP disingkarkan oleh Indonesia Rising Star di babak perempatfinal IJL U-13. Gol tunggal Alief Alpikri jadi biang kerok tumbangnya Mutiara dari Senayan yang pada awal laga datang sebagai tim unggulan.

Di satu sisi, Tezar harus jadi pemain paling tegar mengingat label ban kapten yang melingkar di lengannya. Tapi sepak bola memang drama yang sebenarnya, toh kapten juga manusia.

Tiga bulan berselang, air mata Tezar kembali jatuh lagi. Bukan di Lapangan Nirwana Park Sawangan tapi rumput hijau Stadion Likas yang terletak di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Jauh lebih sakral penuh kisah heroik.

Bedanya bukan air mata pedih yang jatuh, rasanya begitu manis. Tezar menangis usai membawa IJL Elite meraih gelar kampiun Malaysia Borneo Football Cup U-14 usai mengalahkan Makati Football Club di partai final lewat skor tipis 1-0 melalui babak sudden death.

Tersedu-sedu Tezar tak bisa menahan bulir-bulir air mata yang deras menetes tidak terbendung. Sang saka Merah-Putih yang begitu gagah menyelimuti punggungnya jadi saksi bisu perjuangan.

"Bangga rasanya karena sudah bisa membawa nama Indonesia, apalagi selama berlaga di turnamen internasional ini gelar juara saya yang pertama," ungkap Tezar.


"Jadi itu sebenarnya alasan kenapa saya tidak bisa menahan tangis," tambah Tezar seraya tersenyum.

Saat babak sudden death digelar, Tezar harus terpaksa menepi. Format regulasi 9vs9 membuat pelatih IJL Elite, Mulyadi Madrizal menarik sang kapten yang didiagnosa mengalami kelelahan luar biasa usai 2x25 menit berperan sebagai tulang punggung di atas lapangan.

Dari bangku cadangan pun, aura kepemimpinan Tezar tetap bernyawa untuk sembilan prajurit IJL Elite yang sedang menjalani duel "hidup mati". Hasilnya gol emas Bagas Prayoga tercipta, garuda muda bersorak menuju podium trofi gelar juara.

"Sedih memang rasanya harus ditarik keluar di babak sudden death tapi saya tidak bisa memungkiri kondisi saya yang tak memungkinkan karena sangat kelelahan dan faktor sedikit cedera. Deg-degan saat peluit kick-off perpanjangan waktu ditiup, dari bangku cadangan saya tidak bisa berhenti berdoa," ujar Tezar.

"Beban sebagai seorang kapten itu pasti ada, saya harus jadi orang pertama yang paling kuat memberi motivasi untuk rekan-rekan setim. Kalau ada yang membuat kesalahan harus didukung lebih banyak, jangan sampai saling menyalahkan atau menjatuhkan. Di Malaysia, IJL Elite bisa membuktikannya karena kami semua bahu-membahu," pungkas Tezar.



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa