Warsidi 'Midas' Ardi Merakit Dinamit




IJL.Com- Olympia FA kian menegaskan tak mau sekadar numpang lewat di kompetisi Indonesia Junior League (IJL) U-9. Berpotensi besar menjadi tim dinamit karena sentuhan Midas.

Masa jeda kompetisi IJL U-9 yang terbilang cukup lama tidak sampai membuat anak-anak Olympia FA patah arang. Program latihan tim masih terus berjalan, fokus melangkah demi satu tujuan.

Di tengah beragam kendala, pelatih Olympia yakni Warsidi Ardi justru semakin mantap menancapkan misinya. Ia bahkan berani menggaransi daya juang Aufar Athaya dan kawan-kawan tak akan menciut sedikit pun.

"Kami tetap berlatih dua sampai tiga kali dalam seminggu di Lapangan Porkas, Depok. Di tengah kendala seperti apapun, saya pastikan antusiasme anak-anak masih terus terjaga," tegas Warsidi.

"Soalnya kami datang ke IJL untuk memberikan permainan terbaik, syukur-syukur bisa sampai jadi juara," ujar Warsidi seraya tersenyum lebar.



Meski dilabeli tim debutan yang baru mengantongi tiket gelaran IJL di menit-menit akhir, Warsidi seperti ingin menegaskan Olympia ogah sekadar numpang lewat. Buktinya, saat ini mereka bersandar di zona papan atas tabel klasemen sementara IJL U-9 Grup B Sensation dengan raihan 27 poin dari delapan laga.

Sesuai dengan asal namanya, dimana Olympia adalah tempat suci saat masa Yunani kuno sebagai arena pertandingan Olimpiade pada zaman klasik Yunani. Warsidi tentu ingin melahirkan banyak pemain yang tidak hanya berjiwa petarung namun juga bermental juara memanfaatkan derasnya pusaran kompetisi IJL.



Di awal musim, Warsidi sempat mengakui harus banyak putar otak menangani anak-anak Olympia yang ia sebut benar-benar belajar dari nol. Lambat laun, senyum manis ia petik, gairah terpantik.

"Proges anak-anak cepat naik grafiknya mulai dari cara mereka main posisi dimana kapan harus menyerang ataupun bertahan, mereka sudah paham soal itu," ujar Warsidi yang mengantongi lisensi kepelatihan C AFC itu.



"Ya tapi tentu bukannya tanpa catatan khusus, segi penyelesaian akhir misalnya. Dari perolehan gol, saya akui anak-anak masih kurang," sambung palang pintu andalan Timnas Indonesia di era 2000-an tersebut.



Dari delapan laga yang sudah dijalani, Olympia baru menceploskan 15 gol. Dari sisi pertahanan, baru satu kali kiper Olympia memungut bola dari gawangnya. Terhitung catatan apik sejatinya.

Semenjak terjun langsung di kompetisi IJL, Warsidi bisa dibilang memang pelatih spesialis 'kuda hitam'. Buktinya musim lalu, tim debutan seperti D'Joe United yang tak punya materi pemain bintang mampu ia bawa lolos hingga babak puncak IJL U-11 sebelum pada akhirnya menyerah di tangan Giras Soccer School via babak golden goal.

Bukan tidak mungkin Olympia di IJL U-9 musim ini akan ia rakit menjadi tim dinamit merujuk sepak terjang Timnas Denmark di ajang Piala Eropa 1992. Menarik tentunya menunggu sentuhan Midas (raja dalam filosofi Yunani yang punya kemampuan mengubah semua yang ia sentuh menjadi emas) seorang Warsidi.

"Lebih suka membesut kuda hitam? Ah tidak juga, saya sih seperti air mengalir saja, siapa tahu ujungnya bagus sehingga bisa jadi berkah buat saya secara pribadi dan anak-anak ke depannya," pungkas Warsidi seraya merendah.






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa