IJL.Com- Mimpi Wiradhika Soccer untuk naik pentas di kompetisi Indonesia Junior League akhirnya terwujud. Dari Cileungsi, pelan-pelan membuka gerbang.
Animo tidak terbendung menyelimuti anak-anak Wiradhika Soccer pada akhir pekan kemarin. Cuaca pagi hari yang mendung tidak menyurutkan langkah untuk menyambangi Lapangan Yonif 201 Jaya Yudha, Pasar Rebo, Jakarta Timur, guna menjalani proses screening pemain untuk gelaran IJL U-11.
Maklum saja, Wiradhika Soccer datang ke IJL dengan label debutan. Meski terbilang SSB yang baru lahir, namun tak ada sama sekali keraguan untuk mencoba meramaikan panasnya peta persaingan di IJL.
Meskipun berlabel debutan, Wiradhika Soccer terlihat sangat rapi dalam menyiapkan dokumen yang digunakan untuk proses screening pemain. Semua karena edukasi.
"Kami memutuskan untuk ikut IJL karena catatan sejarah. Tepatnya anak saya yaitu Riyandika Anugrah yang sudah ikut IJL sejak musim 2018 sampai sekarang masih eksis. Hal itu yang ingin kami tularkan ke anak-anak Wiradhika Soccer," ujar sang pendiri, Ade Ridwan.
"Kami juga ingin terapkan edukasi lewat IJL bukan hanya untuk pemain dan pelatih tapi juga orangtua murid bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Nanti melalui IJL saya yakin bakal banyak pengalaman kami dapat dan itu tidak ternilai harganya," tambah Ade.
Ade bisa dibilang adalah saksi bagaimana IJL terus konsisten menciptakan atmosfer kompetisi sepak bola usia dini yang profesional. Tidak heran, ia begitu bergairah membuka gerbang Wiradhika Soccer untuk melihat dunia luar.
"Saya berharap dengan ikut IJL, gerbang Wiradhika Soccer untuk berkembang semakin terbuka lebar seperti yang sekarang dirasakan Riyandika Anugrah," tutur Ade.
"Butuh waktu dua bulan dari tim manajemen untuk meyakinkan orangtua murid bahwa IJL ini kompetisi yang terbaik. Sekali lagi edukasi, saya selalu tekankan pengalaman itu guru terbaik," tambah Ade.
Sebagai bentuk keseriusan Wiradhika Soccer untuk membumbui sengitnya atmosfer kompetisi IJL, satu pemain wanita ikut didaftarkan. Dia adalah Zakira Talita Putri.
"Dulu saya sempat berbincang dengan almarhum pak Rezza Mahaputra Lubis (founder IJL) kalau nanti Wiradhika Soccer ikut IJL, barangkali bisa bawa pemain wanita untuk meramaikan kompetisi. Janji itu baru bisa saya wujudkan sekarang," ungkap Ade.
"Saya menyerap jargon IJL yaitu 'Bersama Kita Bangkit, Mimpi Kalian Semangat Kami'. Meskipun Wiradhika Soccer ini hanya tim kecil dari pinggiran Cileungsi, anak-anak berhak untuk meraih impiannya. Tidak ada jalan yang mudah memang, tapi setidaknya kami sudah akan mencoba," jelas Ade.
Bicara persiapan, Ade menegaskan Wiradhika Soccer bukan tim penggembira. Ya, ada misi sudah ditanam dan siap disiram.
"Kami akan memaksimalkan semua pemain yang didaftarkan karena itu ada beberapa anak usianya masih 10 bahkan sembilan tahun. Kami ingin mulai terapkan program jangka panjang lewat IJL," seru Ade.
"Yang jelas kami datang ke IJL bukan cuma jadi penggembira dan hilang begitu saja," tandas Ade.