Alzam Riyadin; Betawi Punya Gaya




IJL.Com- Garis keturunan keluarga Betawi dengan darah seni yang sangat kental mengalir deras dalam derap langkah Alzam Riyadin. Mencoba peruntungan bersama Maesa Cijantung, membidik Persija Jakarta kemudian.

Peran Alzam Riyadin di sektor jantung pertahanan Maesa Cijantung U-9 masih belum bisa tergantikan sejauh ini. Cukup disiplin, tanpa kompromi, tak takut melakukan kontak fisik.

Terkadang sepak terjang Alzam kerap membuat sang ibu, Beti Marina khawatir. Namun lambat laun wanita berusia 42 tahun itu kini hanya bisa "pasrah".

Di laga pekan kelima IJL U-9 lalu saat jumpa ASIOP, Alzam terpaksa harus lebih cepat menepi ke pinggir lapangan. Ada sedikit benturan di kakinya, sebuah risiko berani demi membuat rantai serangan tim lawan terhenti.

"Was-was, ngeri juga melihatnya. Tapi selama anaknya enjoy, ya saya sebagai orangtua hanya bisa memberi dukungan penuh," ujar Ina.





Alzam sendiri adalah anak bontot dari tiga bersaudara. Selain itu ia juga cucu dari seniman sekaligus pelawak kenamaan berdarah Betawi, Malih Tong Tong. 

Bagi pemirsa layar kaca, nama Malih Tong Tong memang sudah punya tempat tersendiri. Gaya lawakannya dengan logat Betawi yang sangat khas tidak lekang diterjang peralihan zaman apalagi kalau dalam satu panggung dirinya sudah disandingkan dengan kompatriotnya dari era film komedi Pepesan Kosong, Haji Bolot.

Persona Malih yang juga konsisten menjaga akar kebudayaan Betawi di tengah arus globalisasi metropolitan kota Jakarta semakin membuat banyak orang takjub. Warisan yang terus berusaha ia tanamkan untuk anak dan cucu.

Praktis, ada darah seni yang mengalir deras dalam diri Alzam. Sejak masih kecil, bocah kelahiran 10 Oktober 2010 itu pun sudah terbiasa ditempa dengan warisan si engkong.

"Dulu masih kecil sering ikut engkongnya belajar main lenong, di keluarga kami kalau ada anak atau cucu perempuan malah wajib belajar tari topeng," ujar Ina yang merupakan menantu dari Malih Tong Tong tersebut.



"Engkong Malih hanya punya tiga cucu laki-laki nah Alzam ini salah satunya, yang lainnya kebanyakan perempuan. Kebetulan juga cuma Alzam yang hobi main bola," tambah Ina seraya tersenyum lebar.





Saat ditanya, apakah Alzam berniat untuk meneruskan jejak engkongnya, Ina mengatakan belum terpikir sampai jauh ke sana. Yang jelas sampai detik ini, buah hatinya tersebut memang sedang begitu punya gairah berkesenian di atas rumput hijau mengolah si kulit bundar.

"Alzam sering laporan ke engkongnya kalau sedang latihan atau tanding bola apalagi setiap ada foto atau videonya di YouTube IJL. Engkong Malih sih lihat cucunya senang ya angguk-angguk saja," tutur Ina tak kuasa menahan tawa.

"Ada rencana juga sih sebenarnya Engkong Malih mau ikut nonton di IJL, lihat cucunya bertanding," sambung Ina.





Meneruskan tradisi nenek moyang memang jadi salah satu kewajiban Alzam. Jika tidak bisa seperti Engkong Malih, mungkin Alzam mampu menjadi penerus Sopian Hadi, Nur Alim, Andritany Ardhiyasa sampai Maman Abdurahman, anak Betawi yang sukses berseragam lambang Monas di dada membela Persija Jakarta.

"Semoga ya, Insya Allah, betapa bangganya kalau suatu saat nanti bisa bela Persija. Itu pasti impian semua generasi muda Betawi," pungkas Ina.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa