IJL.Com- Gaya permainan individual nan menawan di pekan kedelapan IJL Mayapada 2018 (U-11) pada Minggu (8/4) ternyata tidak cukup jadi patokan untuk masuk ke barisan formasi pemain terbaik. Butuh pengorbanan di atas lapangan berbalut aksi-aksi heroik demi mengangkat performa tim.
Kiper:
M Rafly (SS Gagak Rimang)
Di balik postur mininya tersimpan mentalitas Rafly yang tahan banting. Bagaimana tidak, berhadapan dengan tim haus gol seperti ASTAM ia mampu membuat lawan-lawannya itu frustrasi. Di babak pertama, tiga peluang ASTAM di depan mulut gawang sukses dimentahkannya. Tidak takut untuk melakukan kontak fisik jadi salah satu keunggulan Rafly selain punya reflek luar biasa. Secara tidak langsung aksi-aksi heroik Rafly juga mengangkat rasa percaya diri koleganya di bawah mistar gawang SS Gagak Rimang, Chandra.
Bek:
Rizki Dermawan Saputra (SS Gagak Rimang)
Bermain bak buldoser, menggilas setiap musuh-musuh yang ingin masuk dan menganggu pertahanan SS Gagak Rimang. Tubuhnya terbilang cukup besar namun bukan halangan bagi Rizki berlari kesana-kemari. Bermain tanpa kompromi dan sulit melewatinya saat duel satu lawan satu membuat Rizki jadi bek paling berpengaruh selama kompetisi IJL Mayapada 2018 (U-11) berjalan.
M Zamzami (Maesa Cijantung)
Meski mengakui dirinya tidak dalam kondisi fit bukan berarti Zami tampil loyo di atas lapangan. Kran golnya memah terhenti namun ia tetap jadi pemimpin di semua lini Maesa Cijantung. Jiwa leadership terus ditonjolkan setiap rekan-rekannya frustrasi menjebol gawang lawan. Dari pekan ke pekan, skema tendangan bebasnya juga semakin teruji dimana tidak hanya sekadar memburu gol namun juga membuka kesempatan rekan setimnya mencatatkan nama di papan skor.
Arun Kjell (ASTAM)
Bek asal Jerman ini semakin menemukan kepercayaan dirinya bermain di sektor lini belakang ASTAM. Gaya permainan ASTAM yang tak mengenal gaya bertahan membuat Arun tak jarang maju ke depan membantu serangan. Dua gol ia ciptakan ke gawang Abstrax FA. Patut dicatat pula umpan crossing berkelas yang ia kirimkan untuk sang kolega, Ryan Halim saat itu.
Tengah:
Fabian Yafa (Pro:Direct Academy)
Seorang false nine, pemain serba bisa yang seringkali mengubah alur permainan. Fabian di pekan kedelapan lalu memberi bukti sebagai pemain paling produktif di Pro: Direct Academy. Punya visi yang sangat baik dengan atau tanpa bola. Beberapa kali sukses menarik perhatian bek-bek lawan hingga memudahkan rekan-rekan setimnya mencari ruang.
Rifal (Sparta)
Dinamo bagi kokohnya pertahanan dan tajamnya lini serang Sparta 1979. Dibekali fisik yang kian sempurna membuat Rifal dengan leluasa memainkan peran tersebut. Cetak satu gol indah ke gawang GMSA yang bisa dibilang sebagai aksi terbaik selama kompetisi IJL Mayapada 2018 berjalan. Butuh dua sampai tiga pemain untuk menghentikan langkah Rifal.
M Isfandyar (Putra Sejati)
Bergerak cepat seperti busur panah di segala penjuru sektor lini tengah Putra Sejati. Penghubung antara barisan gelandang dan penyerang timnya di pekan kedelapan lalu, semua aliran bola berawal dari kaki Isfandyar. Punya kepercayaan diri sangat tinggi saat duel satu lawan satu membuatnya unggul dari segi mentalitas bertanding. Kedua kakinya sama-sama kokoh hingga tidak jarang sepakan keras dari luar kotak penalti kerap membahayakan kiper-kiper lawan. Gol indah nan berkelas ia torehkan ke gawang ASIOP Apacinti.
Gading Kaylle (Bhayangkara Tigaraksa FS)
Aktor utama di balik tenggelamnya permainan skuat Maisa Bekasi saat jumpa Bhayangkara Tigaraksa FS. Ia mampu berperan ganda sebagai pemutus alur serangan lawan dan pembagi bola ke rekan-rekan setimnya sendiri. Dua golnya ke gawang Maisa berasal dari kejelian Gading memanfaatkan celah-celah ruang kosong. Fisiknya juga cukup sempurna di pekan kedelapan yang lalu.
Ryan Halim (ASTAM)
Pemain paling stylish di pekan kedelapan lalu, sesuai dengan karakter nomor punggung tujuh yang ia punya. Gaya permainannya yang cenderung melebar memudahkan skuat ASTAM bermain menyerang dari segala lini baik sektor tengah maupun sayap. Skill dan teknik aduhai tak jarang menyilaukan mata lawan. Golnya ke gawang Abstrax adalah bukti Ryan salah satu winger berdarah dingin.
Depan:
Adli Ari Saputra (Giras FC)
Sosok protagonis bagi Giras FC di pekan kedelapan IJL Mayapada 2018. Lima gol tim asal Jakarta Utara itu diborong oleh penyerang bernomor punggung 11 tersebut. Secara gaya permainan, Aldi memang kian nyaman mendapat sokongan dari rekan-rekannya di lini tengah. Jeli memanfaatkan peluang dan lihai mencari posisi membuat dirinya jadi salah satu penyerang yang sulit dihentikan barisan bek lawan.
Raditya Abdillah (Maesa Cijantung)
Bukan tipe penyerang yang malas, Raditya jadi pemain depan yang paling rajin menjemput bola hingga memudahkan rekan setimnya mendapatkan ruang. Skill dan tekniknya kian terasah ditunjang kecepatan yang dia punya. Sangat cocok rasanya menempatkan Raditya bisa satu posisi dengan Ryan Halim (ASTAM) di sektor sayap. Satu gol Raditya ke gawang All Star Galapuri bukti dirinya punya jiwa petarung.
Pelatih:
Sa'arih Ra (Putra Sejati)
Saarih semakin membuktikan janjinya agar Putra Sejati U-11 bisa terus bermain secara kolektif. Di pekan kedelapan kemarin, satu nama mentereng kembali ia orbitkan yaitu M Isfandyar. Sang juru taktik juga mampu meramu kekuatan lini tengan tim asuhannya agar Putra Sejati tak selamanya bergantung pada sosok M Habsy. Tidak ketinggalan untuk sektor lini belakang, kejeliannya menemapatkan M Farel Wardana di bawah mistar gawang terbukti sangat jitu dan tepat.
Cadangan:
Kiper: M Farel Wardana (Putra Sejati)
Bek: Troy Edward (PDA), Christian Deo (ASTAM), Arkan Al Yuza (Gelora Poetra), M Syauqi (Villa 2000)
Tengah: Farrell Rasya (IRS), M Habsy (Putra Sejati), Redo Alquddus (BMIFA), Abror Fadillah (FU15FA Bina Sentra), Nabil Mafaiz (Maisa Bekasi), Damar Bhawono (All Star Galapuri)
Depan: M Ariiq (M'Private SS), Abrar Azalia (ASIOP Apacinti), Satria Whijaya (Bhayangkara Tigaraksa FS), M Aji Kurniawan (Ragunan SS)