IJL.Com- Usia yang masih "seumur jagung" tidak membuat Ariendra Daffa canggung. Bekal percaya diri tinggi memang pantas naik kelas.
Tidak ada istilah "anak bawang" di skuat SoccerED U-9. Dari 15 pemain yang didaftarkan untuk berlaga pada kompetisi Indonesia Junior League mulai Semaliqq Nathalia hingga Diego Barileq semua diberi kesempatan untuk naik panggung tanpa pandang bulu.
Ariendra Daffa jadi salah satunya. Pemain andalan SoccerED yang beroperasi di sektor sayap kiri.
Satu golnya ke gawang Abstrax FA lewat titik penalti benar-benar krusial. Lebih daripada itu ada rangkuman performa yang membuat bocah berusia tujuh tahun tersebut layak menembus barisan pemain terbaik pekan kedua IJL U-9.
"Dari begitu banyaknya pertandingan salut untuk komite IJL yang bisa melihat perfoma Daffa yang memang bermain cukup baik," ujar pelatih SoccerED, Ryan Ariobimo.
"Dari kacamata saya, perfoma Daffa sangat luar biasa untuk laga debut di IJL. Ia bisa bermain lepas walaupun baru berumur tujuh tahun karena mentalnya cukup bagus," sambung Ryan seraya melempar senyum.
Ryan sendiri meyakini Daffa memang sudah pantas "naik kelas". Dari skill-teknik hingga mental bertanding, ada rapor bagus ditorehkan winger kelahiran 26 Agustus 2011 tersebut.
Gerak-gerik Daffa memang cukup membetot perhatian. Bisa dibilang ia jadi pemain yang paling "cerewet" di skuat SoccerED, cukup efektif membakar gairah rekan-rekan setimnya.
Tak ada istilah diam terpaku menunggu datangnya si kulit bundar begitulah karakteristik Daffa. Dengan atau tanpa bola, pergerakannya juga begitu enerjik utamanya dalam mencari celah ruang kosong. Dribbling pun terbilang kokoh menyisir jengkal lapangan. Ya, pantas kalau angka keramat mampir di jerseynya.
"Sebenarnya banyak yang lebih muda dari Daffa di skuat kami tapi Daffa ini memang paling menonjol. Meski badannya mungil dia berani bersaing dengan pemain yang lebih senior. Dalam dua tahun progres Daffa sangat baik," ujar Ryan.
"Kami memang sengaja memberikan nomor punggung 10 untuk Daffa, selain itu juga request dari dirinya sendiri, Daffa memang pantas karena punya kepercayaan diri tinggi sekali," sambung Rian.
Ryan sendiri berharap Daffa tidak cepat puas, bukannya tanpa sebab mengingat peluit kick-off IJL baru saja dibunyikan. Bagi sang pelatih sendiri libur kompetisi dimanfaatkan untuk terus menggelar evaluasi, tak ayal video rekaman pertandingan jadi alat paling ampuh.
"Adanya video rekaman pertandingan sangat penting untuk melihat perkembangan anak-anak karena materi latihan datangnya selalu dari simulasi game. Selalu ada penilaian didapatkan soal praktik di atas lapangan. Salut untuk komite IJL yang mampu melihat detail-detail kecil yang mungkin terlewatkan oleh pelatih," tandas Ryan.