IJL.Com- Berlaga di kompetisi IJL Mayapada U-13, ASTAM ingin lepas dari "kutukan". Meski demikian tim asuhan Sopian Hadi tersebut enggan lupa daratan.
Dua musim berturut-turut ASTAM mampu melenggang mulus ke partai puncak Indonesia Junior League di level U-11. Sayangnya "kutukan" raja tanpa mahkota masih betah menghantui mereka. Tidak heran, nasib SSB asal Tangerang Selatan itu dikatakan mirip dengan Timnas Belanda era 80-an.
Meski demikian, ASTAM tak mau terus larut dalam kekecewaan. Seperti diketahui, IJL Mayapada U-13 akan jadi panggung mereka selanjutnya untuk lepas dari kutukan tersebut.
Bicara komposisi tim, materi pemain yang dibawa ASTAM U-13 tidak terdengar asing untuk publik Indonesia Junior League. Ya, mayoritas diantaranya adalah mereka yang pernah merasakan final IJL 2017 seperti M Radith, M Nur Habib, hingga Nicolas River Estey.
Modal tersebut membuat sang pelatih, Sopian Hadi tak ragu melempar senyum. Ia mengakui selalu ada motivasi berlipat ganda setiap anak asuhnya mendengar nama kompetisi Indonesia Junior League.
"Persiapan sudah sangat bagus. Total kita kirim 27 pemain, sebisa mungkin ingin sampai 30 nama sebenarnya. Yang jelas, antusiasmenya sangat tinggi sekali," buka Sopian.
"Saya tidak ingin mematok target untuk anak-anak. Misi saya, mereka harus terus belajar, belajar dan belajar," ucap pemegang lisensi kepelatihan C AFC tersebut.
Sopian sendiri menambahkan tidak mau terlalu pusing dengan hasil drawing yang menempatkan ASTAM di grup neraka. Ia menyadari fokus pada internal tim jauh lebih penting jika ingin mendulang hasil positif.
Begitu juga saat dikorek soal kekuatan antar-lini tim asuhannya. Dalam hal ini, Sopian enggan terlalu banyak sesumbar.
Bicara soal strategi di atas lapangan, formasi ala total football siap diperagakan ASTAM. Tidak lupa filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) tetap jadi landasan.
"Anak-anak masih terus beradaptasi dari transisi lapangan kecil ke besar. Kalau bicara formasi, ya sudah ada bayangan kami ingin belajar 4-3-3 dan tentu dengan mengadopsi filanesia pastinya," jelas Sopian.
"Di atas lapangan nanti semuanya serba situasional. Saya tidak mau ambil pusing memikirkan kekuatan tim lawan meski memang masih agak sedikit meraba-raba, ASTAM ingin lebih fokus memperbaiki kekurangan sendiri. Kita sama-sama lihat selama kompetisi berjalan siapa diantara 27 pemain yang mampu buat kejutan karena tiap anak pasti punya potensi," tegas pria berusia 38 tahun itu.
Bagi Sopian sendiri, ini adalah debut pertama dirinya terjun di kompetisi IJL. Tak mau kalah dengan anak-anak didiknya, motivasi berlipat juga ia utarakan.
"Betul ini debut saya di IJL. Saya ingin terus belajar dari mereka yang sudah lama berkompetisi di sini," tandas pelatih yang juga menjadi bagian dari Persija Jakarta U-16 tersebut.