IJL.Com- Gelombang tsunami dari perairan Selat Sunda yang menyisir Banten bagian Barat hingga Lampung Selatan turut dirasakan dampaknya oleh pelatih Ksatria Merak Junior (KMJR) Cilegon, Harmawan Hidayat. Panik melanda di tengah pekatnya malam Kota Baja.
Tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 luka-luka dan 28 hilang akibat tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam WIB. Kerugian materill pun diperkirakan akan terus bertambah, hingga saat ini saja sudah ada laporan 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, serta 350 kapal dan perahu rusak.
Kabupaten Pandeglang jadi wilayah yang terdampak paling parah dari efek amukan air bah, saat ini lebih dari 3000 orang mengungsi. Kebetulan disaat yang bersamaan, wilayah yang terkenal dengan objek wisata Pantai Anyer, Sambolo hingga Tanjung Lesung itu sedang ramai dikunjungi wisatawan.
Meski tidak terdampak secara langsung, kepanikan juga sempat melanda warga Cilegon pasca tsunami yang berawal dari aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau tersebut. Adanya informasi air surut dan gelombang tinggi membuat mereka berbondong-bondong naik ke dataran tinggi.
Seperti yang diungkapkan pelatih KMJR Cilegon, Harmawan Hidayat. Di tengah pekatnya malam Kota Baja, ia menggambarkan bagaimana dirinya bersama keluarga diselimuti rasa panik luar biasa.
"Lokasi kami memang dekat sekali dengan garis pantai. Titik tsunami lumayan jauh sebenarnya tapi benar-benar panik saat itu, update berita-berita di sosial media bikin tambah ngeri," ucap Awank, sapaan akrab Harmawan Hidayat.
"Saya dan istri masing-masing bawa satu motor kebetulan anak kami ada empat, tujuannya ke dataran yang lebih tinggi. Betul-betul panik kemarin apalagi di Cilegon sedang hujan angin terus," ujar ayah dari penggawa KMJR, Alief Faisal itu.
Menyelamatkan dokumen penting jadi agenda utama Awank. Salah satu yang tidak luput dari perhatiannya adalah data-data skuat KMJR Cilegon. Bukannya tanpa sebab, rumah sang pelatih yang terletak di Kelurahan Gerem juga digunakan sebagai sekretariat tim.
Sebelum kepanikan melanda, KMJR Cilegon sendiri sempat berlatih pada sore harinya. Bahkan mereka sempat menggelar laga uji coba memanfaatkan masa libur gelaran IJL Mayapada U-13.
"Kebetulan saya pegang dokumen anak-anak KMJR, jadi saya amankan dulu semua datanya ke tempat yang lebih aman. Saya juga pantau keadaan para pemain, kemarin mereka juga banyak yang ikut lari ke Bukit Watulawang dan Bukit Palm," ujar Awank sembari menghela nafas.
"Sebelumnya pada sore hari kemarin kami sempat berlatih meski cuaca tidak terlalu bersahabat. Anak-anak bahkan sempat menggelar laga uji coba," tutur Awank.
Hingga pagi ini, keadaan sudah kembali normal. Aktivitas warga Cilegon berputar seperti biasa.
"Alhamdulillah sekarang sudah kembali ke rumah masing-masing. Kondisi anak-anak juga aman tapi masih harus tetap siaga, utamanya menjauhi kawasan pantai. Saya mohon doanya juga dari keluarga besar Indonesia Junior League," tutup Awank.