IJL.Com- Warya Sunarya punya trik agar demam panggung ogah menghinggapi Maesa Cijantung. Cukup unik dan tidak perlu membuat anak-anak asuhnya bolak-balik ke toilet.
Demam panggung jadi salah satu musuh yang paling sering dihadapi pesepak bola usia muda dari belahan dunia manapun. Bulu kuduk merinding sampai kaki gemetar tanpa henti membuat skill dan teknik olah si kulit bundar mendadak hilang ditelan bumi. Hasilnya, strategi dan taktik dari pelatih hanya masuk kuping kanan lalu keluar kuping kiri.
Itu pula yang diwaspadai Warya Sunarya, juru taktik Maesa Cijantung. Alih-alih membongkar strategi timnya di atas lapangan, ia masih ingin terus fokus menghalau demam panggung yang bisa saja menimpa anak-anak asuhannya.
"Untuk persiapan di laga perdana tentunya saya sudah mempersiapkan sebaik-baiknya. Terutama agar anak-anak tidak gugup. Insya Allah mereka sudah siap baik secara teknik dan juga mental," tegas Arya sapaan akrabnya.
Arya memang mengakui demam panggung tidak bisa ditebak kapan datangnya. Sekelebat mata, ibarat kata datang tidak dijemput dan pulang tak diantar.
Namun Arya tidak pernah kehabisan ide. Ia punya trik agar pemain Maesa Cijantung tidak mendadak jadi penyakitan di atas lapangan.
Satu lagi, Arya tak segan melakukan pendekatan personal ke anak-anak asuhnya. Tidak jarang ia dijadikan sasaran curhat.
"Saya selalu arahkan agar setiap pemain harus jujur dalam menghadapi pertandingan. Siapa yang siap maupun tidak siap. Terkadang ada juga yang curhat kalau sedang nervous, ya saya setidaknya tahu kondisi pemain saya sendiri," jelas Arya.
"Biasanya agar tidak demam panggung, saya menginstruksikan mereka untuk berteriak sekuat-kuatnya sekencang mungkin agar lebih rileks. Terkadang anak-anak terlihat sangat stress kalau peluit kick-off mau dibunyikan, ada yang pura-pura meriang dan paling sering apalagi kalau bukan bolak balik toilet," ungkapnya lagi sambil tertawa lebar.
Faktanya, cara tersebut didapat Arya saat masih memperkuat Timnas Indonesia U-14 periode 2002 di Bangkok, Thailand . Tidak heran, pengalaman itu kini ia tuangkan untuk Si Burung Hantu.
"Itu sebenarnya pengalaman yang pernah saya lakukan ketika masih bermain dulu. Dengan cara itu terkadang memang bisa mengurangi tekanan sebelum bertanding," ujar mantan anak asuh Jarot Supriadi (kini asisten pelatih Timnas Indonesia U-19).
Maesa sendiri akan berhadapan dengan All Star Galapuri pada di laga perdana Grup Sensation. Meski lawannya masih terdengar "asing", tidak ada kalimat pandang sebelah mata dalam kamus Arya.
"Soal All Star Galapuri, kami belum pernah bertemu mereka di event-event festival dan kompetisi manapun. Saya kira ini yang akan membuat pertandingan bisa berjalan lebih menarik, masih sulit ditebak," jelas Arya.
"Saya meyakini semua tim di Grup Sensation tanpa terkecuali punya kesempatan menjadi yang terbaik," tandas pelatih yang kerap mengenakan topi saat sudah berada di pinggir lapangan itu.