IJL.Com- Peta persaingan Grup 4 babak play-off champions 12 Besar IJL Mayapada 2018 (U-9) diprediksi akan jauh lebih merata hingga sulit ditebak. Bhayangkara Tigaraksa FS, Maesa Cijantung dan Serpong Jaya sama-sama punya tembok pertahanan super kokoh.
Maesa Cijantung jadi tim paling impresif di Grup 4 selama fase penyisihan grup lalu. 32 poin dari 10 laga dengan catatan memasukkan 19 gol dan hanya kemasukkan empat tentu jadi modal terbaik anak-anak Maesa saat unjuk aksi di babak play-off nanti.
Namun salah satu kontestan lainnya yakni Bhayangkara Tigaraksa FS (BTFS) pun tidak mau kalah. Meraih 29 poin dan hanya sekali kalah di fase penyisihan grup pastinya membuat mereka kian pede untuk terus melanjutkan tren positif. Materi pemain yang jauh lebih punya variasi juga jadi keuntungan BTFS.
Yang menarik selain kehadiran Maesa dan BTFS tentu terselipnya nama Serpong Jaya di Grup 4. Walau "hanya" meraih 25 poin, catatan Black Panther selama di fase penyisihan grup tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka juga punya tembok pertahanan cukup tebal sama seperti dua lawannya tersebut.
Kali ini IJL.Com, akan coba mengulas kekuatan lini per lini dari masing-masing tim di Grup 3. Berikut analisanya:
Maesa Cijantung
Beel Jacksem Selyy. Jelas, nama ini adalah aktor utama di balik kokohnya lini pertahanan Maesa. Pemain berdarah Indonesia Timur itu punya naluri bertahan sangat kuat namun tidak ragu juga maju ke depan untuk membangun serangan. Tidak jarang ia kerap mencatatkan namanya di papan skor. Bagi pelatih Maesa, Beel memang punya nilai lebih terutama dalam hal stamina di atas lapangan.
Beel pun dibantu dengan kehadiran rekan duetnya seperti Alfino Rizky Ramadhan. Sebagai catatan, kolaborasi keduanya juga yang pernah membuat duo Pelita Jaya Soccer School, Rizki Eka Saputra dan Valdo Putra mati kutu. Tidak mau kalah saat duel satu lawan satu jadi keunggulan lebih Beel dan Fino. Ini yang membuat kinerja keduanya dirasa akan lebih menarik di babak play-off.
Maju ke depan dalam hal menggetarkan jala gawang lawan, Maesa punya sosok oportunis seperti Ale Putra Fathir. Pergerakannya yang sangat licin memang membuat dirinya amat sulit ditangkap. Tidak malas menjemput bola juga membuat dirinya berperan aktif membuka ruang untuk rekan-rekan setimnya.
Naluri gol Ale ditunjang juga dengan efektivitas permainan tiga rekan setimnya seperti Prima Ardyasakti Pradana, M Rheva Kilimanjaro sampai Ikhwan Zhafran Putra. Catatan 19 gol selama fase penyisihan grup tidak lepas dari kejelian pelatih Maesa memanfaatkan ketiganya untuk lebih aktif "melayani" Ale.
Bhayangkara Tigaraksa FS
Muhammad Terry Darmawan. Bek yang paling menyita perhatian selama kompetisi IJL Mayapada 2018 berjalan ini memang jadi pemain dengan tingkat konsistensi permainan paling tinggi. Punya postur tubuh besar tidak membuat dirinya kesulitan untuk berlari. Bermain tanpa kompromi memudahkan dirinya menggilas barisan penyerang tim lawan.
Tidak hanya handal mengunci pergerakan lawan, Terry juga punya keunggulan menceploskan bola ke gawang musuh. Sepakan bola mati yang cukup mematikan ditambah ketenangan dalam mengeksekusi tendangan penalti membuat Terry diprediksi masih akan banyak menyita perhatian di babak play-off nanti.
Bergeser agak ke depan, BTFS memang beruntung membawa banyak pemain (19) di IJL Mayapada 2018 ini. Hal tersebut membuat mereka jauh lebih punya variasi dalam hal permainan hingga berujung gol di setiap pertandingan. Nama-nama seperti Raffy Fathurachman, Janoko Abiyyu Nayottama pastinya tidak boleh luput sedetikpun dari pengamatan.
Memasukkan 19 gol tentu jadi bukti sahih sejauh mana BTFS tidak hanya bergantung pada satu dua pemain. Kuat di belakang karena ada Terry lalu banyaknya nama di lini depan membuat The Little Guardian tak ragu tebar ancaman pada babak play-off.
Serpong Jaya
Farik Rizqi. Il Capitano Black Panther yang harus diakui punya peranan sangat tinggi untuk Serpong Jaya selama babak penyisihan grup kemarin. Jiwa kepemimpinannya jadi nilai tambah yang sulit dipinggirkan, bisa jadi ia adalah tangan kanan pelatih saat sudah berada di atas lapangan.
Ya meski hanya memasukkan 10 gol selama fase penyisihan grup, tembok tebal Serpong Jaya dengan kehadiran Fafa membuat dirinya akan lebih banyak pegang kendali di babak play-off nanti. Jangan lupa Farik pernah membuat penyerang haus gol dari Maesa Cijantung, Ale Putra Fathir kehilangan arah. Pastinya akan menarik menunggu pertemuan keduanya lagi.
Kokohnya Fafa akan dibantu juga dengan salah satu rekan setimnya seperti Wildan Al Barr Syamsudin. Meski jarang mendapat sorot lampu kamera selama fase penyisihan grup, gaya permainan Wildan memang dinilai terus mengalami peningkatan. Bisa jadi babak play-off akan jadi panggung sesungguhnya untuk pemain bernomor punggung 71 tersebut.
Menyorot ke barisan penyerang, mau tidak mau ada satu pemain yang disebut punya potensi besar membuat kejutan di babak play-off untuk Serpong Jaya. Ya siapa lagi kalau bukan Dzaky Fazli Rasyad. Meski tidak seliar Ale Putra Fathir ataupun Raffy Fathurachman, Dzaky punya keunggulan dalam hal finishing. Hal ini yang membuat dirinya menjadi sosok paling berbahaya.