Saling Unjuk Gigi di Lini Depan




IJL.Com- Kedigdayaan CISS Soccer Skill di fase penyisihan grup jadi modal mereka menatap babak play-off champions 12 Besar IJL Mayapada 2018 (U-9). Namun segalanya tidak akan berjalan mudah karena dua tim mentereng seperti Serpong City Soccer School dan Ragunan Soccer School sudah tak sabar menunggu. Duel lini depan diprediksi akan jadi kunci kemenangan jika ingin raih tiket ke fase semifinal.

40 poin dari 10 laga dengan catatan 31 kali memasukkan dan hanya kemasukkan sebiji gol jadi catatan progresif CISS di fase penyisihan grup. Bisa dibilang anak-anak Jakarta Selatan itu memang tampil super didgaya di hadapan lawan-lawannya. Dari pos kiper hingga barisan penyerang terasa sangat lengkap, tanpa celah.

Meski demikian, ujian yang sesungguhnya akan dihadapi CISS di babak play-off nanti. Tergabung di Grup 3 bersama Serpong City Soccer School dan Ragunan Soccer School tidak akan semudah yang dibayangkan. Sudah pasti baik Serpong dan Ragunan penasaran pula dengan kekuatan Evana Salim dan kawan-kawan.

Ragunan SS punya modal yang tak kalah baik, mereka terbilang cukup trengginas di lini depan dengan catatan memasukkan 20 gol di babak penyisihan grup. Serpong City sendiri meski "hanya" menorehkan 15 gol namun kolaborasi Diego Andres Sinathrya-Alfino David Felicio-Azka Ghaisan Prayogi semakin lama kian teruji sentuhannya.


Kali ini IJL.Com, akan coba mengulas kekuatan lini per lini dari masing-masing tim di Grup 3. Berikut analisanya:




CISS Soccer Skill

Hanya kemasukkan satu gol memang jadi bukti ketangguhan Dafa Prawiranata di bawah mistar gawang CISS. Punya refleks cepat dan tenang dalam mengambil keputusan jadi modal terbaik kiper bernomor punggung 31 itu. Puncak penampilannya ada saat laga kontra Metro Kukusan, sepakan penalti tim lawan berhasil dihempaskannya saat itu, jadi nilai tambah manakala ia sukses keluar dari tekanan bertubi-tubi.



Selain Dafa, tidak adil rasanya jika memalingkan muka pada bek andalan CISS, Cholil Gibran. Di balik tubuhnya yang kecil, ia punya semangat tempur luar biasa dengan body balance menawan pula. Bermain tanpa kompromi membuat dirinya cocok mengimbangi cepatnya pemain Serpong City dan Ragunan SS. Jangan lupa, Cholil dibantu sang gelandang pengangkut air seperti Muhammad Javier Emeraldy.





Untuk urusan menggetarkan jala gawang lawan, CISS tentu akan mengandalkan kembali magis Evana Salim. Permainan ciamik pemain bernomor punggung tujuh itu memang kerapkali membuat komite IJL terpukau. Lihai menyisir sisi sayap dengan crossing aduhai membuat ia sangat memanjakan rekan-rekan setimnya.

Tidak hanya assist, Eval juga tak ragu mencatatkan nama di papan skor. Tidak salah saat ini ia adalah calon peraih sepatu emas IJL Mayapada 2018 dengan raihan sembilan gol yang dicetaknya. Cukup hanya Evana seorang? Nyatanya tidak karena CISS punya Aryabima Trah Aditya juga Karanka Delbert untuk membuat jantung kiper Serpong City dan Ragunan SS terus berdegup kencang.






Serpong City Soccer School

Dominic Sutton tentu masih jadi andalan Serpong City di pos penjaga gawang. Keberanian bocah berdarah Inggris itu memainkan skema build-up memang membuat permainan The Wolf sedikit lebih berbeda dibanding lawan-lawannya. Tidak hanya Dom yang bisa jadi kunci di lini belakang, ada pula Fabian Aviliano yang dalam beberapa laga terakhir kerap membuat barisan penyerang lawan frustrasi sampai jatuh bangun. 



Bergeser ke depan ada dua nama yang jadi perhatian yakni Azka Ghaisan Prayogi dan Alvino David Felicio. Harus diakui mereka berdua adalah motor serangan The Wolf, bola selalu berawal dari kaki dan kreasi Azka juga Vino. Tepat dan cepat mengambil keputusan membuat kolaborasi Azka-Vino diprediksi akan banyak pegang peranan di babak play-off.





Meski demikian, kolaborasi Azka-Vino bisa dibilang akan terasa hambar jika Serpong City tidak memiliki penyerang haus gol seperti Diego Andres Sinathrya. Diego memang jadi ruh permainan Serpong City dalam urusan menebar teror ke gawang lawan. Harus diakui absennya pemain bernomor punggung 85 itu sempat membuat The Wolf kesulitan. Bahkan ada sebuah pengakuan memang manakala istilah Diego-sentris berhembus.

Cepat, postur tinggi dibekali body balance kuat membuat Diego sangat merepotkan bek-bek lawan, butuh dua sampai tiga orang untuk menghentikan dirinya. Di fase penyisihan grup, Ragunan SS pernah merasakan kehebatan seorang Diego. Menarik menunggu tridente The Wolf untuk berbuat banyak di babak play-off.






Ragunan Soccer School

Dibanding kontestan lainnya di Grup 3, pertahanan Ragunan SS memang terbilang paling rapuh. Ada catatan 17 kali kemasukkan dari 10 laga pada fase penyisihan grup kemarin. Mau tidak mau ini tentu jadi PR sang pelatih untuk terus memompa semangat dua kiper mereka yakni Gusti Ali Fahlevi dan Muhammad Fairuzzaky.



Solusi mungkin bisa hadir dengan memainkan pemain serba bisa seperti Fitrah Rahmadani untuk bermain lebih liar lagi. Kualitas bocah dengan nomor punggung 12 itu memang sangat diandalkan pelatih Ragunan SS. Kaki kiri yang kuat, stamina oke dan tak ragu membangun serangan jadi nilai tambah Fitrah agar bisa jadi pembeda di babak play-off.





Meski kekuatan di lini depan terancam timpang di babak play-off, Ragunan SS tentu tidak pantas berkecil hati. Ya mereka masih punya Prabowo Haidar Salman. Tipe pemain false nine seperti Haidar justru akan lebih banyak pula peranan di fase-fase krusial seperti babak play-off. Beruntungnya, dalam beberapa laga terakhir ia sedang on-fire termasuk saat mengamuk ke gawang Garuda Muda Soccer Academy.

Fighting spirit memang akan jadi penentu seberapa jauh tajamnya lini depan Ragunan SS U-9. Tanpa mengesampingkan nama pemain lain tentu Haidar akan lebih banyak jadi pembeda. Namun patut ditunggu pula senjata tambahan yang sudah disiapkan seperti Saka Rasaki.






  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa