IJL.Com- Elektabilitas Chevan Abid semakin hari kian melejit dalam jajaran penyerang haus gol di kompetisi Indonesia Junior League U-9. Diam-diam menghanyutkan, sudah waktunya diperhitungkan.
Sinyal Tunas Gunung Putri ogah "sekadar numpang lewat" di kancah IJL U-9 semakin kuat dari hari ke hari. Pekan ketiga yang baru dilalui Minggu (11/10) misalnya, poin sempurna didulang usai mengandaskan perlawanan GRT Sitanala dan SSB Jayakarta.
"Alhamdulillah, anak-anak begitu penuh semangat karena ini momen pertama bermain di IJL. Mudah-mudahan ke depannya lebih bagus lagi, dengan semangat berlatih maka Insya Allah hasilnya akan maksimal. Sebagai pelatih, saya hanya bisa mengarahkan bagaimana cara main bola yang baik dan benar," terang Iman Paturohman.
"Saya sebagai pelatih juga akan memaksimalkan anak-anak biar main lebih bagus di ajang IJL ini," sambung sang arsitek.
Harus diakui, Tunas Gunung Putri tengah membuktikan kapasitasnya sebagai tim debutan yang bisa merusak peta persaingan IJL U-9 musim 2020. Terbukti dari enam laga, ada 19 poin dikantongi sebagai modal berharga.
Iman sendiri sebenarnya mengaku cukup terkejut saat melihat sepak terjang anak asuhnya. Bagaimana tidak, saat ini Tunas Gunung Putri sedang merangsek ke papan atas dimana ada dalam jajaran empat besar Grup B Sensation.
"Saya juga sangat terkejut melihat permainan anak-anak. Tapi tetap jangan cukup puas harus tetap berlatih, saya selalu punya keyakinan jika berlatih dan terus berlatih hasilnya akan jauh lebih maksimal," tegas Iman lagi.
Cerita bulan madu Tunas Gunung Putri bisa dibilang semakin lengkap mengingat pemain andalannya yakni Chevan Abid ada dalam puncak daftar teratas pencetak gol terbanyak. Sejauh ini sudah enam kali stiker berwajah imut itu menggetarkan gawang lawan.
"The Baby Face Assasin", meminjam julukan yang terpatri untuk legenda hidup lini depan Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer saat masa jayanya. Ya , begitulah cara Abid menghantui benteng pertahanan lawan.
Abid tak hanya sekadar gesit, namun juga bisa dibilang "ngeyel" mencari lubang celah lini belakang tim lawan. Untuk ukuran pemain seusianya, bisa dibilang insting berburu golnya ada di atas rata-rata.
"Abid memang beda dari yang lain, padahal umurnya baru delapan tahun tapi setiap tampil memang luar biasa. Saya sebagai pelatih yakin jika dia bisa terus berlatih dengan tekun, Insya Allah bisa sukses di IJL," ujar Iman.
"Dia ini tipe bocah yang rajin. Sering nambah latihan di rumahnya, perbaiki apa yang dia rasa masih kurang, terus berpraktek," tambah Iman.
Meski demikian, Iman tidak ingin Abid terbebani dengan tugasnya sebagai predator lini depan Tunas Gunung Putri. Ya, diam-diam menghanyutkan nampaknya jauh lebih baik sesuai dengan karakteristik unik yang dimiliki sang anak didik.
"Di luar lapangan Abid pasti punya keunikan, ya termasuk suka bercanda, maklum anak-anak termasuk masih suka pakai bedak kalau habis mandi," ujar Iman seraya tak kuasa menahan tawa.
Abid, jelas "The Baby Face Assasin"!!