Curhat Gilang Ginarsa untuk M Rasya Febrian




IJL. Com- Merajai sisi sayap lapangan, lambat laun kontribusi Muhammad Rasya Febrian sebagai penghuni lini gempur Maesa Cijantung U-11 semakin vital nan strategis. Gilang Ginarsa langsung cepat mewanti-wanti agar si anak murid tak sampai lupa daratan. 

Maesa tinggal selangkah lagi menginjakkan kakinya di fase Champions 16 Besar Indonesia Junior League U-11. Dua laga tersisa di pekan terakhir babak penyisihan Grup B Sensation kudu dimanfaatkan segenap mungkin, tim besutan Gilang Ginarsa tersebut jelas enggan terpeleset hingga menggadaikan segenggam tiket bergengsi. 

Selepas masa libur lebaran usai, Maesa sudah mulai ambil ancang-ancang untuk memanaskan mesin. Ya, sudah waktunya mandi keringat lagi. 

Salah satu pemain yang diramal akan semakin naik daun dan tambah menggila adalah Muhammad Rasya Febrian. Perannya yang begitu vital nanti strategis berbalut konsistensi tinggi di atas lapangan membuat sang pelatih, Gilang Ginarsa tak ragu angkat topi. 

Memanfaatkan sisi sayap lapangan, skill dan teknik individu Rasya kerap membuat jantung pertahanan lawan ketar-ketir. Butuh dua sampai tiga pemain untuk menghentikan pergerakan winger bernomor punggung 99 tersebut. 

"Dengan postur yang terbilang mungil, dia memiliki kelebihan dari segi kecepatan dan dribble. Saya sering bilang ke Rasya apabila situasi memungkinkan untuk berani manuver sekaligus melepaskan penetrasi jangan sungkan menusuk ke pertahanan lawan," ujar Gilang. 



"Rasya bisa dibilang pembeda sekaligus penentu apabila kami mengalami kebuntuan di sisi tengah. Alhamdulillah performanya konsisten meski disamping ada kelebihan ya pasti ada kekurangan. Intinya Rasya tidak boleh terlalu cepat berpuas diri, sudah jadi tugas saya sebagai pelatih untuk mengawalnya," seru Gilang. 



Sebagai pelatih merangkap pesepak bola profesional dengan reputasi posisi bek sayap, Gilang tentu ogah pelit ilmu demi memacu talenta Rasya. Menurutnya, menyisir pinggir lapangan dengan hanya bermodal kecepatan jelas tidak cukup. 

Bukan tanpa sebab, Gilang sudah banyak bertemu dengan seabrek winger dengan karakter berbeda-beda sepanjang karirnya di atas rumput hijau. Dari tipe 'Si Kancil' sampai 'RX King' pernah dijabani. 

"Rasya harus lebih jeli. Kapan waktunya dia penetrasi dribble atau sentuhan satu-dua melewati lawan sampai kecepatan memilih umpan silang atau tembak langsung. Bagi seorang pemain sayap, itu momentumnya hanya sepersekian detik," ujar Gilang yang pernah berseragam Arema, PSIS Semarang, Madura United dan terakhir bersama Semen Padang. 



"Saya pernah berhadapan langsung dengan Riko Simanjuntak dan Febri Hariyadi yang sering membuat repot benteng pertahanan. Gaya permainan keduanya saya rasa layak dijadikan panutan Rasya," tambah Gilang. 





Gilang sendiri berharap potensi Rasya tak jadi layu sebelum berkembang. Menurutnya bocah kelahiran 16 Februari 2009 itu berhak untuk terbang setinggi mungkin tanpa adanya paksaan ataupun tekanan berlebih. 

Tentu kuncinya Rasya tak boleh lupa daratan mengingat garis finis masih terbentang teramat panjang. Untuk yang satu ini, ada curahan hati mendalam Gilang utarakan. 

"Banyak belajar, banyak berlatih. Rasya dan adik-adik Maesa harus manfaatkan kompetisi IJL untuk bisa terus berkembang mengenal apa yang namanya sepak bola. Jangan cepat puas apalagi sampai jatuh terlena, target Rasya bukan di usia saat ini tapi kelak dewasa nanti," ujar Gilang. 



"Jujur, mungkin karena memang jiwa sepak bola saya sudah mendarah daging, ada rasa senang dan bangga melihat adik-adik di usia seperti Rasya punya bakat bagus. Kadang kalau lagi jeda nunggu pertandingan di lapangan saya suka melamun sampai berdoa dalam hati mudah-mudahan mereka semua bisa jadi pemain profesional ke depannya atau setidaknya memetik nilai positif dari sepak bola. Sedih rasanya kalau bakat mereka terbuang percuma. Maaf saya malah jadi curhat," tandas Gilang seraya melempar senyum. 



  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa