Daffa Satrio; Diam-diam Menghanyutkan




IJL.Com- Empat gol dari dua laga jadi bukti nyata kualitas penyerang Garec's, Daffa Satrio. Ramaikan gelar top-skorer, diam-diam menghanyutkan.

Empat kemenangan beruntun berhasil dipetik anak-anak asal Cengkareng, Garec's di kompetisi IJL Mayapada U-13 Grup Phenomenon. Akhir pekan kemarin, giliran Ragunan Soccer School yang jadi korban.

Nama Daffa Satrio kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu calon peraih gelar sepatu emas, lambang supremasi raja gol. Sama seperti di laga sebelumnya kontra Indonesia Muda Utara, dua kali ia mencatatkan namanya di papan skor.

Menakutkan. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan kinerja Daffa di lini depan Garec's. Melihat statistik jalannya laga, terlihat jelas sang juru gedor benar-benar sosok penyerang haus gol.

Cepat, bertenaga dan lihai sekaligus cerdik melepaskan diri dari kawalan pemain lawan jadi ciri khas Daffa di atas lapangan. Postur tubuhnya yang proporsional membuat dirinya semakin digdaya menerjang tembok tebal pertahanan musuh.

Tepat dalam mencuri momentum itu pula yang menjadi salah satu keunggulan Daffa. Pelan-pelan tapi pasti, sekali kencang berlari maka akan sulit dihentikan hingga berujung penyelesaian akhir menawan.

"Alhamdulillah di awal 2019 ini dia menunjukkan peningkatan performa yang signifikan. Daffa berhasil memanfaatkan semua peluang," ujar pelatih Garec's, Fakhri Rasyid.



"Jujur saya terkejut karena dari beberapa pertandingan sebelumnya dia tidak bisa membuat peluang apalagi mencetak gol, tapi di dua pertandingan kemarin Daffa berhasil menunjukkan ketenangan yang sangat luar biasa," sambung Fakhri.



Naluri gol Daffa yang makin progresif tak bisa lepas pula dari kejelian Fakhri. Di atas lapangan, fungsi pemain false nine mampu diterjemahkan Daffa dengan baik.

Tipikal pemain bernomor punggung sembilan yang kebanyakan adalah seorang predator kotak penalti memang tidak sama sekali terlihat dalam diri Daffa. Ada zona khusus yang sudah ia ciptakan sendiri layaknya sebuah taman bermain.

Sebelumnya, Daffa sudah pernah mencetak gol di gelaran IJL Mayapada U-13 saat laga kontra Garuda Junior tepatnya pada 25 November 2018. Namun sekali lagi, 2019 ini ia terlihat jauh lebih on-fire.

"Kalau Daffa jadi striker murni risikonya jadi lebih mudah dikawal, tapi kalau dia bermain sedikit ke belakang hasilnya akan mempunyai ruang lebih untuk menerima bola. Kecepatan Daffa bisa dimanfaatkan sebagai senjata," ujar Fakhri lagi.





Sama seperti Fakhri, Daffa sendiri lahir dari rahim Garec's. Seiring berjalannya waktu, sosoknya yang dulu pendiam kini sudah tidak terlihat lagi. Ya, lebih "berisik" sejalan lurus dengan performanya di atas lapangan.

"Sejak usia delapan tahun dia bergabung, itu bahkan sebelum saya melatih di Garec's," ujar Fakhri.


"Sebenarnya dulu dia anak yang pendiam tapi begitu masuk SMP, Daffa sudah bisa banyak bercanda dan terpenting lebih berkomunikasi dengan teman-temannya," sambung Fakhri seraya tersenyum.





Total lima gol sudah dicatatkan Daffa sejauh ini. Tak pelak dirinya bertengger di puncak pencetak gol terbanyak bersama juru gedor Villa 2000, M Zulfan.

Namun Fakhri meminta anak didiknya itu tak merasa di atas angin. Fokus satu titik berjuang demi lambang Garec's di dada maka sepatu emas bisa datang dengan sendirinya.

"Senang boleh tapi jangan sampai jadi besar kepala, Daffa menciptakan gol berkat usaha pemain lainnya. Dia harus terus bekerja keras, paling tidak untuk menjaga performanya saat ini, bahkan kalau bisa harus lebih meningkat lagi," tandas Fakhri.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa