Dongeng 1001 Malam Milik GRT




IJL.Com- Gol semata wayang Masroor Ahmad menggenapkan dongeng 1001 malam yang ditulis anak-anak SSB GRT di kompetisi Indonesia Junior League U-13. Bukan kebetulan, 'Bajoel Cisadane' jelas layak angkat trofi juara.

GRT tampil sebagai jawara kompetisi IJL U-13 musim 2020/2021. Kepastian itu mereka raih usai menyudahi perlawanan FIFA Farmel dengan skor 1-0 dalam laga final yang dihelat pada Sabtu (23/10).

Gol semata wayang Masroor Ahmad di menit ke-19 jadi pembeda. Memanfaatkan kelengahan di jantung pertahanan Farmel, pemilik nomor punggung 10 tersebut dengan dingin menyelesaikan peluang emas hingga membuat papan skor berubah dan mental lawan terhenyak.

Sebelum peluit kick-off dibunyikan, GRT sejatinya datang dengan status non-unggulan. Bukan tanpa sebab, Farmel punya rekor sebagai tim yang belum terkalahkan sejak fase penyisihan grup.

Akan tetapi sepak bola bukan hitungan di atas kertas. Dongeng 1001 malam dituliskan pasukan 'Bajoel Cisadane'.

"Syukur alhamdulillah, ini semua buah kerja keras perjuangan anak-anak, mereka adalah aktor utamanya. Seperti yang saya bilang, kami nothing to lose menjalani final ini," ujar pelatih GRT, Heri Santoso.



"Terimakasih atas dukungan tanpa henti dari orangtua pemain, masukan staf-staf pelatih di GRT dan juga bapak Heri Suyanto (pendiri GRT) dan tentunya IJL yang berhasil menciptakan iklim kompetisi sepak bola usia dini begitu luar biasa. Secara pribadi, saya juga ingin mempersembahkan gelar ini untuk keluarga di rumah," sambung Heri.





Memang sejak awal kompetisi dengan label debutan, GRT cukup "tahu diri". Selain mengandalkan kolektifitas permainan, filosofi nothing to lose ibarat akar pegangan Gahral Zhafiq dan kawan-kawan.

Heri sendiri mengakui absennya pilar-pilar utama Farmel seperti Satrio Mega Insan dan Tedja Kusuma di laga final ibarat durian runtuh bagi GRT. Selebihnya secara teknis permainan 'Bajoel Cisadane' makin matang serta layak angkat tinggi trofi juara bukan karena faktor keberuntungan.

Jangan heran, tiap jengkal lini GRT tak sungkan ambil peran melakoni naik-turunnya atmosfer pertandingan. Militan, dinamis dan pintar ambil momentum. Sebelum Farmel, nama besar seperti M'Private Soccer School dan Sparta sudah terlebih dahulu dibungkam.

"Saya membiasakan anak-anak supaya mampu memainkan dua sampai tiga fungsi di atas lapangan. Jika ada kebuntuan, bisa lahir seorang pembeda. Sepak bola harus ada tantangan," tegas Heri.



"Kompetisi yang sangat melelahkan, sangat menyita mental pula bukan hanya untuk pemain namun juga suporter. Sekali lagi ini adalah buah manis perjuangan anak-anak. Rezeki tidak akan pernah tertukar," seru Heri.



CEO IJL, Drg Tia Herfiana pun berharap jerih lelah anak-anak GRT bisa terus dipupuk untuk mimpi yang jauh lebih tinggi. Mental juara kudu makin keras ditempa.

"Selamat untuk 38 tim di IJL U-13 musim 2020/2011 yang sudah berani berproses, berani berkompetisi. Semoga mental juara GRT tidak berhenti sampai di sini. Dengan sistem tanam, rawat dan panen saya berharap suatu saat nanti ada pemain jebolan IJL bisa mengenakan lambang Garuda di Dada sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya," ujar istri dari mendiang Rezza Mahaputra Lubis (founder IJL) tersebut.






Distribusi Gelar Juara IJL U-13 2020/2021:


Top-Skorer: Achmad Ardiansyah (Garuda Junior)


Kiper Terbaik: Irham Nadzhofa (FIFA Farmel)


Pemain Terbaik: Rifal (Sparta)


----


Juara: SSB GRT



Runner-up: FIFA Farmel



Peringkat Ketiga Terbaik: Sparta



Peringkat Keempat Terbaik: Prima Soccer School



Tim Fair-play: Pelita Jaya Soccer School











  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa