IJL.Com- Mendengar nama Dzuhri Rayyan kini akan membuat bulu kuduk barisan kiper IJL Mayapada U-13 berdiri. Begitu kejam dalam urusan bola mati layaknya malaikat "pencabut nyawa".
Tajimalela FA harus turun takhta dari puncak klasemen IJL Mayapada U-13 Grup Phenomenon. Tim asal Cengkareng, Jakarta Barat yakni Garec's jadi biang kerok putusnya tren tiga kemenangan beruntun Yoga Aji dan kawan-kawan.
Adalah Dzuhri Rayyan yang jadi bintang kemenangan Garec's. Gol tunggalnya di menit ke-24 sudah cukup jadi garansi poin tiga.
"Senang bisa cetak gol dan jadi penentu kemenangan, ini saya persembahkan untuk orangtua yang ada di tribun penonton," ujar Dzuhri masih agak sedikit malu-malu.
"Tadi juga selebrasi gol dengan gaya sajete (salam jempol telunjuk) khas The Jakmania, sekalian merayakan pesta gelar juara Persija Jakarta," tambah Dzuhri seraya tersenyum.
Proses Dzuhri mencatatkan nama di papan skor pun terbilang sangat berkelas. Diawali skema tendangan bebas, tidak perlu terlalu keras namun cukup menyusur tanah.
Aksinya agak sedikit mirip dengan gaya penyerang Barcelona, Luis Suarez kala melepaskan free-kick. Membidik celah diantara barisan pagar hidup dan hasilnya begitu menyayat jala gawang Tajimalela FA.
"Saya memang sengaja tidak tendang terlalu kencang karena lihat kiper Tajimalela FA yang terhalang pagar hidup, sasarannya memang ke pojok gawang agar semakin sulit dijangkau," ungkap Dzuhri.
Proses latihan, itu yang disebut Dzuhri jadi kunci keberhasilan. Aksinya ke gawang Tajimalela FA adalah gol ketiganya di IJL Mayapada U-13, menariknya semua dilakukan lewat skema tendangan bebas.
Pertama ia melakukannya ke gawang Satria Muda FA, gol pembuka Garec's di kompetisi IJL Mayapada U-13. Kedua, Villa 2000 jadi sasaran tembak, sebagai penentu kemenangan pula. Ketiga, seperti diketahui Tajimalela FA jadi korbannya.
Bicara posisinya di atas lapangan, Dzuhri memang sangat sentral sebagai pemegang tongkat komando serangan Garec's. Bisa dibilang, ia adalah penyambung lidah sang pelatih, Fakhri Rasyid.
Jembatan antara lini tengah dan depan begitulah tugas Dzuhri. Sejauh ini pemain bernomor punggung delapan itu mampu membuktikan kualitasnya ebagai pentolan serangan Garec's.
"Posisi favorit saya memang seorang gelandang, ingin seperti Muhammad Hargianto," ujar Dzuhri.
Hargianto sendiri bukan nama yang asing untuk Dzuhri dan rekan-rekan setimnya. Pemain Timnas Indonesia itu memang lahir dari rahim Garec's saat masih bergelut di level sepak bola usia muda.
Ikuti langkah sang senior begitu tekad Dzuhri. Nasib tidak ada yang tahu, bukan tidak mungkin Garec's akan kembali melahirkan generasi penerus Hargianto lewat kompetisi IJL Mayapada U-13.
"Iya kebetulan pernah bertemu secara langsung saat dia datang ke markas Garec's, sudah lama sih ketemunya tapi saya selalu ingat motivasi yang ia berikan," ujar Dzuhri yang juga mengidolakan legiun asing Persija, Renan Da Silva itu.