Fauzan Akbar: Sambil Menyelam Minum Air, Kejar Ilmu Sampai ke Negeri Cina




IJL.Com- Di usianya yang masih seumur jagung, pahit manisnya lakon pelatih sepak bola akar rumput rela ditelan Fauzan Akbar. Sambil menyelam minum air, kejar ilmu sampai ke negeri cina.

Nama Fauzan Akbar sudah tidak terdengar asing di kompetisi Indonesia Junior League (IJL). Musim 2018/2019, ia sukses mengantarkan Indonesia Rising Star ke babak semifinal IJL U-13 hingga meraih gelar peringkat ketiga terbaik.

Bersama kompatriotnya di lini tengah yakni Fava Sheva (kini Persija Jakarta U-16), Fauzan membuat IRS asuhan Sulistyo 'Komeng' Hartono jadi tim yang sedap dipandang mata dari segi kreativitas permainan. Jarang melihat IRS tampil grabak-grubuk saat sedang meracik irama serangan.

Tiga tahun lebih berselang, Fauzan kembali lagi ke kompetisi yang membesarkan namanya. Namun kali ini perannya lebih "berat", ya skuat Prima Soccer School U-11 dinahkodai.

"Kira-kira awal 2020 saya pelan-pelan mulai belajar melatih. Berangkat dari kampung saya yang memang banyak anak-anak kecil hobi main bola. Ya niat awalnya sambil berbagi pengalaman," ujar Fauzan.



"Saya masih aktif main bola juga, sekarang di Gemilang Asia Soccer School. Masih di bawah arahan coach Komeng," terang Fauzan.



Niat tulus itu pula yang membuat Fauzan tak berpikir dua kali saat menerima tawaran dari Prima. Sesuai peribahasa, sambil menyelam minum air.

Ada nasihat mahal yang dijadikan pegangan oleh Fauzan. Tak apa dianggap "bau kencur", toh ada orang bijak berkata kejarlah ilmu sampai ke negeri cina.

"Kebetulan dapat nasihat dari pelatih yang membina saya sejak kecil. Ia bilang ilmu sepak bola itu luas dan berkembang cepat. Mayoritas pesepak bola setelah pensiun melanjutkan karir di dunia kepelatihan. Ya tidak ada salahnya saya mencoba dari muda," ujar Fauzan.

"Saya juga sedang menabung, semoga ada rezeki untuk ambil lisensi kepelatihan," sambung Fauzan seraya tersenyum.



Mengambil peran sebagai sang juru taktik apalagi di level sepak bola akar rumput, Fauzan sejatinya sadar ada tanggung jawab besar diemban. Bukan soal membawa anak asuhnya meraih kemenangan tapi lebih daripada membentuk persona.

Jelas, ada sensasi berbeda dirasakan oleh Fauzan. Usut punya usut, untuk pelatih yang dijadikan panutan, ia menyebut nama Jose Mourinho.

"Tegangnya sama baik jadi pemain atau pelatih. Tapi saya akui tanggung jawab pelatih lebih besar dimana bukan hanya membawa anak-anak asuhnya main bagus namun juga harus jadi contoh positif. Kadang kalau tim saya kalah, sering kepikiran sendiri bagaimana bisa membantu adik-adik ini bisa cepat bangkit," tutur Fauzan seraya tersenyum.

"Pelatih idola? Saya suka gayanya Jose Mourinho. Ia membuat sepak bola lebih enak dinikmati bukan hanya di dalam tapi juga luar lapangan. Caranya memberi motivasi ke pemainnya juga luar biasa. Itu yang selalu saya pelajari," seru Fauzan.



Saat ini Fauzan bersama anak-anak asuhnya di Prima ada di peringkat kedelapan tabel klasemen sementara babak penyisihan Grup A IJL U-11. Dua kemenangan baru saja mereka dapatkan pada pekan ketiga lalu usai menghempaskan perlawanan Indonesia Rising Star dan Java Soccer Academy.

Akhir pekan ini, Prima akan berjumpa dengan Jakarta Academy Soccer dan Akademi Persib Cimahi pada laga pekan keempat IJL U-11, Minggu (6/3). Patut ditunggu seberapa kuat Fauzan mendorong skuat asuhannya untuk melaju ke babak Champions 16 Besar.

"Alhamdulillah, setelah sempat terseok-seok di pekan awal, adik-adik akhirnya bisa merasakan kemenangan. Senang bisa melihat mereka tersenyum," seru Fauzan.



"Mudah-mudahan ini jadi awalan yang baik untuk ke depannya. Tapi fokus utama saya ya tetap satu, ingin berbagi pengalaman ke adik-adik di Prima meski tidak banyak semoga berguna karena kami di IJL kan sama-sama belajar," tandas Fauzan.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa