IJL.Com- Skuat IJL Elite dibumbui aroma reuni cukup kental. Memori teman sekamar, Fava Sheva bongkar rahasia Tezar Briantama.
Wajah semringah Fava tak bisa ditutupi lagi. Keberhasilannya membawa Indonesia Rising Star sebagai tim peringkat ketiga terbaik IJL U-13 dikonversikan menjadi tiket skuat IJL Elite.
Bersama Goesty Raka dan Alief Apikri, Fava jadi salah satu pemain yang bersinar di skuat IRS. Perannya sebagai kreator serangan tim tidak kalah jeniusnya dengan gelandang flamboyan milik Cipta Cendikia FA, Rafly Ikram Selang.
Simpel dan taktis, begitu cara Fava beraksi di atas rumput hijau. Tidak banyak berlari namun bola-bola umpan daerahnya begitu mematikan sekaligus memanjakan rekan-rekan setimnya berburu peluang.
Kemampuan Fava melepaskan eksekusi tendangan bebas pun tidak kalah jadi catatan penting yang dikantongi tim komite pemain IJL. Begitu elegan, Fava juga dikenal sebagai gelandang "berkepala dingin".
"Pertama kali dapat kabar panggilan IJL Elite itu dari ayah. Tentu bangga dan senang rasanya, tidak lupa bersyukur juga karena ini perjuangan yang tidak mudah," ucap pemain yang mengidolakan sosok Manahati Lestusen tersebut.
Fava memang sudah tidak sabar untuk menunjukkan kualitasnya di skuat IJL Elite. Aroma reuni yang cukup kental jadi salah satu alasan kuatnya. Bersama Dzaky Muhammad Fawwaz dan Muhammad Tezar Briantama, Fava adalah bagian dari tim DKI Jakarta U-14 yang baru berlaga di ajang Gothia Cup China medio Juli lalu.
"Ya kenal dekat sekali, Tezar kemarin juga langsung kirim rilis berita IJL Elite ke saya. Betul, aroma reuni ini semakin membuat saya tidak sabar," ujar Fava.
Kedekatan Tezar dan Fava memang tidak hanya sebatas teman bersimbah keringat di atas lapangan. Saat tidak sedang bertanding pun, chemistry keduanya begitu terjaga dengan sangat erat.
Rahasia di balik dinding kamar jadi bingkai kisah cerita persahabatan keduanya. Sebuah kisah klasik untuk masa depan, begitu mungkin bunyi kalimat yang tepat seperti sebuah judul lagu band kenamaan Tanah Air, Sheila on 7.
"Waktu di China kemarin saya satu kamar sama Tezar sebelumnya waktu proses seleksi juga. Ya biasa pasti ada saja cerita unik," ujar Fava tak kuasa menahan tawa.
"Dari curhat soal rencana masa depan sampai impian Tezar soal kriteria perempuan yang solehah," pungkas Fava seraya tersenyum lebar.