Gagak Muda Pulang dengan Kepala Tegak

 


IJL.Com- Meski Gagak Muda harus mengakui keunggulan FIFA Farmel, sang pelatih yakni Aris Yuliantoro mengaku bangga dengan etos kerja anak-anak asuhnya. Pertahanan grendel jadi alasan pulang dengan kepala tegak.

Gagak Muda harus mengakui keunggulan FIFA Farmel dalam lanjutan laga pekan kesembilan Indonesia Junior League (IJL) U-13 Grup A, Sabtu (11/3). Tiga gol yang disarangkan oleh tim lawan tak mampu dibalas Zulfan Al Mugni dan kawan-kawan.

Namun Gagak Muda jelas bukan tanpa perlawanan. Pertahanan grendel yang mereka susun terbilang sukses memaksa penggawa FIFA Farmel memutar otak lebih kencang.

Ya, tsunami serangan dari FIFA Farmel dengan militan dilayani Gagak Muda. Seni dalam bertahan terlukis di atas lapangan.



Ala-ala Timnas Italia di era 80-an, Gagak Muda membendung total football racikan FIFA Farmel asuhan Ade Suhendra. Solidnya organisasi pertahanan jadi sorotan sepanjang pertandingan.

Etos kerja anak-anak Gagak Muda tak heran membuat sang pelatih, Aris Yuliantoro cukup tersenyum bangga. Setidaknya, 'catenaccio' yang disusun jadi identitas di atas lapangan.

"Kami tahu betul kualitas tim seperti FIFA Farmel. Strategi bertahan total jadi pilihan Gagak Muda. Saya sangat mengapresiasi kerja keras anak-anak," tutur Aris.



"Apresiasi juga untuk Fardad Ardana sebagai penjaga gawang. Biasanya tim yang berhadapan dengan FIFA Farmel akan ketiban hujan gol. Tapi penampilan heroik Fardad menyelamatkan kami," seru Aris seraya tersenyum.



Sebagai catatan, ada tujuh penyelamatan vital dibukukan Fardad sepanjang laga. Tegarnya sang penjaga gawang jelas patut diberi kredit tersendiri sebagai simbol daya juang Gagak Muda.

Ya, meskipun harus pulang membawa kekalahan, Gagak Muda sejatinya pantas pulang dengan kepala tegak. Derasnya arus kompetisi mulai mereka selami, tak ada istilah karam demi sampai ke pelabuhan tujuan.

Seperti diketahui, saat ini Gagak Muda masih berkutat di posisi juru kunci tabel klasemen sementara IJL U-13 Grup A. Meski demikian hal tersebut tidak membuat Aris ambil pusing.

"Pelan-pelan dari pertandingan ke pertandingan, ada progres sangat terasa. Pekan awal terlihat masih kurang percaya diri dan sekarang semua bisa teratasi. Sekali lagi, saya sangat apresiasi kerja keras anak-anak," tegas Aris.



"Betul, meskipun kami belum pernah meraih kemenangan, tidak ada kata terlambat untuk berproses. Saya meyakini, pemain terbaik itu lahir dari sistem kompetisi, lewat IJL anak-anak Gagak Muda bisa merasakannya," tandas Aris.




  • Tags

Top Categories

Popular News

Pembagian Hadiah & Closing Indonesia Junior Angkasa