IJL.Com- Nama besar ASIOP tidak membuat Garuda Junior silau. Tak ada pilihan selain total menyerang.
Kekalahan dari Abstrax pada laga terakhir babak penyisihan grup tentunya bukan sebuah modal yang bagus bagi Garuda Junior untuk menatap fase knock-out 16 Besar. Praktis, sang pelatih, Dodi Nugroho harus banyak putar otak jika tidak ingin anak asuhnya cepat-cepat angkat koper.
Berkaca dari laga kontra Abstrax, absennya si kembar (Ervin Suardani dan Ervan Suardana) harus diakui memang membuat ketajaman Garuda Junior berkurang drastis. Saat itu tidak ada lagi sosok hantu menakutkan di sepertiga daerah pertahanan tim lawan.
Dodi sendiri tidak memungkiri hal tersebut. Baginya duo Ervin dan Ervan memang punya "nilai jual mahal".
"Tidak bisa dipungkiri memang absennya si kembar membuat daya gedor kami berkurang karena Garuda Junior kental dengan permainan sayap. Saat melawan Abstrax kemarin, praktis kami hanya mengandalkan Satria Putra Agata," terang Dodi.
"Tapi saya bisa bernafas lega di sektor lini tengah, absennya Zaidan Amru ternyata bisa ditutupi Rashya Lorenso. Itu yang bisa dipetik saat laga kontra Abstrax," tambah Dodi.
Di laga fase knock-out 16 Besar Sabtu pekan depan, Garuda Junior akan berjumpa ASIOP. Kebetulan Dodi sudah mengintip langsung gaya permainan Mutiara dari Senayan di laga versus Stoni Indonesia.
Hasilnya, ada dua pemain ASIOP yang namanya sudah ia "kantongi". Salah satunya yakni el capitano Tezar Briantama.
"Sebenarnya ada tiga yaitu Charlegmane Hugo Maas, tapi saya dengar ia sudah pulang ke Belanda ya. Dua lagi ada gelandang mereka yakni Meshaal Hamzah dan bek sekaligus kapten ASIOP, Tezar Briantama," ujar Dodi.
"Tezar mirip seperti bek Abstrax yang punya postur tinggi dimana saat itu pemain kami begitu sulit untuk melewatinya," sambung Dodi.
Selain itu, Dodi meyakini nama besar ASIOP tidak akan membuat anak asuhnya silau. Di atas lapangan nanti ia menjanjikan tim asuhannya akan tampil menghibur.
Ya, tidak ada istilah "parkir bus" saat jumpa ASIOP. Patut ditunggu tentu kembalinya magis si kembar.
"Lolos ke fase knock-out 16 Besar saja sebenarnya sudah di luar ekspektasi kami. Awalnya mengira akan jumpa ASTAM, tapi ternyata lebih berjodoh dengan ASIOP," ujar Dodi seraya tersenyum lebar.
"Tidak ada istilah bertahan, kami akan tampil total menyerang, mematangkan fisik dan kecepatan akan jadi menu utama. Garuda Junior menganggap partai versus ASIOP adalah laga final," tandas Dodi.